Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Doa Jokowi Untuk Donald Trump

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku terkejut atas kejadian penembakan terhadap mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump

Editor: Hendra Gunawan
zoom-in Doa Jokowi Untuk Donald Trump
Twitter @jokowi
Presiden Republik Indonesia Joko Widodo (Jokowi) dan Presiden Amerika Serikat (AS), Donald Trump 

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengaku terkejut atas kejadian penembakan terhadap mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump saat kampanye pemilu presiden (Pilpres) di Pennsylvania pada Sabtu (13/7) waktu setempat.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam akun Twitternya, Jokowi, pada Minggu(14/7). "Saya terkejut dan sedih atas kejadian penembakan terhadap mantan Presiden Donald Trump hari ini,"katanya.

Menurut Presiden segala bentuk kekerasan tidak dibenarkan dalam kehidupan berdemokrasi. Presiden berharap Trump segera pulih pasca insiden.

Baca juga: Alami Penembakan, Donald Trump Lanjutkan Kampanye, Hari Ini Tunjuk Cawapres




"Doa saya bagi kesembuhannya dan semua orang yang menjadi korban pada insiden ini," katanya.

Sebelumnya Federal Bureau of Investigation (FBI) selidiki penembakan kampanye Donal Trump.
Dilansir dari Reuters, Donald Trump ditembak di telinga saat berkampanye. Dalam serangan tersebut, menyebabkan wajah calon presiden dari Partai Republik itu berlumuran darah dan mendorong agen keamanannya untuk mengerumuninya.

Usai penembakan, Donal Trump muncul dan mengepalkan tinjunya ke udara, sambil mengucapkan kata-kata "Lawan! Lawan! Lawan!".

Tembakan itu tampaknya berasal dari luar area yang dijaga oleh Secret Service. FBI mengatakan telah memimpin penyelidikan atas serangan itu. FBI telah mengidentifikasi tersangka penembak.

BERITA TERKAIT

Pelaku merupakan seorang pria Pennsylvania berusia 20 tahun. Penembak diketahui tewas. Satu peserta pawai tewas dan dua penonton lainnya terluka.

"Insiden itu diselidiki sebagai upaya pembunuhan," dilansir dari Reuters.

Petugas penegak hukum mengatakan kepada wartawan bahwa mereka telah mengidentifikasi tersangka penembakan tetapi belum siap untuk mengumumkannya ke publik. Mereka juga mengatakan belum mengidentifikasi motifnya.

Tokoh terkemuka dari Partai Republik dan Demokrat dengan cepat mengutuk kekerasan tersebut. Sebagai informasi, tim kampanye Trump umumkan Donal Trump saat ini dalam kondisi baik-baik saja.

Sementara itu, Presiden Amerika Serikat Joe Biden angkat suara terkait penembakan Donald Trump.
Biden mengatakan dia bersyukur mendengar Donald Trump dalam kondisi aman.

Baca juga: Penembakan Donald Trump, Istana Tegaskan Keamanan Presiden Jokowi Prioritas Tertinggi

"Bersyukur mendengar bahwa ia selamat dan baik-baik saja. Saya berdoa untuknya dan keluarganya serta semua orang yang hadir di rapat umum itu, sembari menunggu informasi lebih lanjut," ujarnya.

Selain itu Joe Biden menyampaikan terima kasih kepada secret service yang telah mengamankan situasi saat kejadian.

"Jill dan saya berterima kasih kepada Secret Service karena telah menyelamatkannya. Tidak ada tempat bagi kekerasan semacam ini di Amerika. Kita harus bersatu sebagai satu bangsa untuk mengutuknya," tegasnya.

Agen khusus FBI, Kevin Rojek yang bertanggung jawab di kantor Pittsburgh mengaku kaget pelaku penembakan mampu melepaskan beberapa tembakan selama kampanye mantan Presiden Donald Trump di Butler, Pennsylvania.

"Sungguh mengejutkan bahwa pria bersenjata melepaskan beberapa tembakan tanpa pihak berwenang menyadari posisinya," kata dia.

Hal itu disoroti oleh sejumlah pihak, termasuk media. Seorang reporter mempertanyakan terkait keberadaan pelaku penembakan itu, "Sepertinya penegak hukum hanya mengetahui (pria bersenjata berada di atap) ketika ada tembakan. Itukah yang kamu dengar?" tanya reporter dalam konferensi pers.

"Itulah penilaiannya saat ini," jawab Rojek.

Warga Negara Indonesia(WNI) di Amerika Serikat(AS) juga kaget ada peristiwa penembakan yang menimpa Donald Trump saat berkampanye jelang pemilihan presiden di Pennsylvania.

"Ya ampun baru tahu malah. Ini soalnya November mau election ya," kata Jenny WNI yang tinggal di Philadelphia, AS.

Jenny memastikan katanya kondisi di Philadelphia aman terkendali meski ada insiden penembakan terhadap Donald Trump.

"Tenang-tenang saja disini. Ini saja baru tahu setelah kamu share beritanya," kata Jenny.

Dengan tidak bermaksud mendiskreditkan pihak manapun apalagi salah satu calon Presiden jelang pemilu di AS Jenny kemudian sedikit bercerita mengenai kondisi di negeri Paman Sam selama Joe Biden berkuasa.

Kata Jenny, WNI yang hidup di Philadelphia sebagian besar mendukung dan memilih Joe Biden saat pilpres di AS tahun 2020 lalu. Kebanyakan WNI di Philadelphia yang mendukung dan memilih Joe Biden memiliki alasan karena ingin hidup aman dan tenang.

Berbeda kalau Donald Trump yang memimpin. Jenny menyebut para WNI takut apabila suatu saat dideportasi karena membuat ulah walau hanya sedikit saja.

"Karena mereka takut kalau Trump naik kan yang gelap bisa dideportasi. Kebanyakan mereka(WNI) semua hampir lah yaa 80 persen Biden. Tapi walau Trump pernah jadi Presiden tapi buktinya WNI aman-aman saja di sini," kata Jenny.

Jenny yang mengaku sudah tinggal di AS sejak tahun 2012 silam ini juga mengatakan WNI memilih mendukung Joe Biden lantatan mereka ingin hidup bebas di AS.

"WNI banyak yang mendukung Biden karena mereka ingin hidup free di sini," kata dia.
(Tribun Network/cnn/reuters/wly)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas