Iron Dome Gagal Hancurkan Drone Peledak Houthi, Apartemen Tel Aviv Membara, Warga Israel Tewas
Sebuah drone atau pesawat tak berawak milik Houthi menyerang Tel Aviv. Iron Dome gagal menghancurkannya.
Penulis: garudea prabawati
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM - Sebuah pesawat tak berawak (drone) bermuatan bahan peledak yang diluncurkan Houthi menyerang sebuah gedung apartemen di pusat Tel Aviv pada dini hari Jumat pagi (19/7/2024).
Serangan Houthi itu menewaskan seorang pria Israel dan melukai beberapa lainnya.
Menurut penyelidikan awal yang dilakukan oleh Angkatan Udara Israel, kendaraan udara tak berawak itu telah diidentifikasi, tetapi karena kesalahan manusia, drone Houthi gagal dihancurkan oleh Iron Dome Israel.
Bahkan tidak ada sirene peringatan yang dibunyikan.
Dilaporkan drone tersebut langsung menghantam sebuah gedung apartemen di Tel Aviv pada pukul 3:12 pagi.
"Setelah mencapai Israel dari Yaman, pesawat tak berawak tersebut menuju Tel Aviv dari arah laut," kata Juru Bicara IDF Laksamana Muda Daniel Hagari dalam konferensi pers, mengutip Times Of Israel.
Drone tersebut, yang diidentifikasi oleh IDF sebagai Samad-3 buatan Iran yang telah dimodifikasi agar memiliki jangkauan yang lebih jauh.
Dilaporkan drone Houthi telah terbang ke Israel selama beberapa jam pada ketinggian rendah, menurut penyelidikan.
Lokasi serangan berdekatan dengan beberapa hotel dan Kantor Cabang Kedutaan Besar Amerika Serikat di Tel Aviv.
Hingga Jumat pagi, militer Israel belum memperoleh informasi intelijen yang menunjukkan bahwa serangan pesawat nirawak itu ditujukan ke gedung kedutaan.
Dilaporkan di lokasi yang menjadi sasaran drone Tel Aviv tersebut menjadi tempat bagi orang Israel yang pergi bekerja, ataupun wisatawan yang pergi ke pantai atau berbelanja.
Baca juga: Mimpi Buruk bagi Israel, Digempur 65 Rudal Hizbullah dan Drone Houthi di Hari yang Sama
Juga menjadi kawasan bagi warga di Tel Aviv duduk menikmati kopi dan menikmati suasana Tel Aviv.
Banyak hotel di daerah tersebut saat ini menampung warga Israel yang mengungsi yang harus meninggalkan rumah mereka di perbatasan utara dan selatan di tengah perang yang sedang berlangsung.
Seorang pria yang tinggal di dekat lokasi kejadian mengatakan ledakan dahsyat itu datang entah dari mana asalnya.