Deklarasi Beijing: China Jadi Perantara Kesepakatan Persatuan Hamas-Fatah, Ini yang Perlu Diketahui
Peran China mencapai puncaknya dengan ditandatanganinya deklarasi oleh faksi-faksi Palestina yang sepakat untuk membentuk pemerintahan persatuan.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Pravitri Retno W
Deklarasi Beijing sekaligus menjadi pencapaian diplomatik besar bagi China.
China semakin terlibat di kawasan Timur Tengah.
Pada Maret 2023, China juga sukses menjadi menjadi perantara antara Arab Saudi dan Iran mengenai dimulainya kembali hubungan diplomatik mereka.
Sejak dimulainya perang Gaza, China juga telah mengerahkan upaya diplomatik untuk mencapai rekonsiliasi Palestina dan mengakhiri perang.
China berulang kali menyerukan gencatan senjata di Jalur Gaza dan menyatakan dukungannya terhadap pembentukan negara Palestina merdeka berdasarkan solusi dua negara.
Pada April, China menjadi tuan rumah perwakilan faksi Hamas dan Fatah untuk pembicaraan rekonsiliasi.
Sebelumnya, pada Maret, diplomat China, Wang Kejian, dan kepala biro politik Hamas, Ismail Haniyeh, bertemu di Qatar untuk membahas konflik Gaza.
Sekilas tentang Hamas dan Fatah
Hamas mengambil alih Jalur Gaza pada 2007, setelah menggulingkan pemerintah yang berafiliasi dengan Fatah dalam bentrokan sengit antara sayap militer kedua partai.
Pengambilalihan ini menyebabkan wilayah Palestina terbagi menjadi dua entitas: pemerintahan yang dikelola Hamas di Gaza dan Otoritas Palestina yang menjalankan pemerintahan di Tepi Barat.
Sejak itu, semua upaya mediasi yang dilakukan oleh aktor-aktor regional, terutama Mesir, gagal mengakhiri perpecahan Palestina.
China-lah yang kini berhasil menyatukan keduanya.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)