AS Memohon ke Israel untuk Tak Bombardir Beirut Lebanon Meski Tetap Salahkan Hizbullah
Amerika Serikat memohon kepada Israel untuk tidak melakukan serangan balasan ke Lebanon akibat serangan Hizbullah di Golan.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Nanda Lusiana Saputri
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) terus berupaya untuk mencegah perang di Timur Tengah meluas dengan cepat.
Dalam upayanya, AS memohon kepada Israel untuk tidak menyerang Ibu Kota Lebanon, Beirut sebagai tanggapan serangan roket di Dataran Tinggi Golan.
Washington tengah berupaya keras untuk mencegah perang besar-besaran antara Israel dan Hizbullah di Lebanon yang didukung Iran setelah serangan di Golan yang diduduki Israel menewaskan 12 orang.
Meski begitu, AS tetap menyalahkan Hizbullah atas serangan tersebut, meskipun kelompok itu membantah bertanggung jawab.
Fokus utama AS adalah membatasi respons Israel dengan mendesaknya agar tidak menargetkan Beirut yang berpenduduk padat, pinggiran selatan kota yang menjadi pusat kekuasaan Hizbullah, dan infrastruktur utama seperti bandara dan jembatan.
Wakil ketua parlemen Lebanon, Elias Bou Saab mengatakan dia telah menghubungi mediator AS Amos Hochstein sejak serangan Golan hari Sabtu.
Saab mengatakan, Israel dapat menghindari ancaman eskalasi besar dengan menyelamatkan ibu kota dan sekitarnya.
"Jika mereka menghindari warga sipil dan menghindari Beirut dan daerah pinggirannya, maka serangan mereka dapat diperhitungkan dengan baik," katanya kepada Reuters.
Pejabat Israel mengatakan, negaranya ingin melukai Hizbullah tetapi tidak menyeret kawasan itu ke dalam perang habis-habisan.
Dua diplomat Timur Tengah dan Eropa mengatakan Israel tidak membuat komitmen apa pun untuk menghindari serangan terhadap Beirut, daerah pinggirannya, atau infrastruktur sipil.
Departemen Luar Negeri AS mengatakan tidak akan mengomentari secara spesifik pembicaraan diplomatik tersebut, meskipun pihaknya tengah mencari "solusi yang langgeng" untuk mengakhiri semua serangan lintas batas.
Baca juga: Hamas: Netanyahu Tambah Syarat Gencatan Senjata, Israel Persulit Negosiasi
"Dukungan kami terhadap keamanan Israel sangat kuat dan tidak tergoyahkan terhadap semua ancaman yang didukung Iran, termasuk Hizbullah," kata seorang juru bicara kepada Reuters.
Juru bicara Gedung Putih John Kirby mengatakan kepada wartawan, Israel memiliki hak penuh untuk menanggapi serangan di Golan, tetapi tidak ada yang menginginkan perang yang lebih luas.
"Mengenai pembicaraan selama akhir pekan, Anda tentu sudah membicarakannya dan kami membicarakannya di berbagai tingkatan," ucap Kirby.