Beredar Viral Video Ismail Haniyeh pada Saat Memimpin Salat, Bacaan Qurannya Tartil dan Menyentuh
Setelah kematian Ismail Haniyeh yang dibunuh oleh Israel di Teheran pada Rabu pagi, banyak hal terkait dirinya terungkap. Di antaranya saat jadi imam.
Penulis: Muhammad Barir
“Darah ayah saya tidak lebih berharga daripada darah anak-anak, pria dan wanita yang menjadi martir di Gaza,” katanya.
Abdel Salam mengatakan bahwa darah ayahnya adalah darah pengorbanan yang dibutuhkan di jalan menuju pembebasan, seraya mengutip orang-orang yang telah mendahuluinya, dan yang meninggal dengan cara yang sama.
Beberapa pejuang Palestina yang sama-sama menjadi syahid itu termasuk pemimpin pendiri, syahid Ahmed Yassin, pemimpin pendiri Abu Ammar (Yasser Arafat), Fathi Shikaqi, Abu Ali Mustafa, dan yang lainnya yang telah memberikan darah mereka di .. jalan menuju pembebasan.
Terkait dengan empat kali percobaan pembunuhan terhadap ayahnya, Abdel Salam Haniyeh, yang terluka dalam salah satu percobaan pembunuhan tersebut, mengatakan,
“Kami telah pasrah dengan kematiannya, sebagaimana ayah (saya) katakan kepada kami setiap hari untuk pasrah dengan berita apa pun yang kami terima (tentang pembunuhannya).”
Abdul Salam Haniyeh menekankan pentingnya persatuan di kalangan warga Palestina, dan menegaskan bahwa ayahnya berdedikasi pada “persatuan nasional”.
“Kami sangat yakin pada rakyat Palestina dan pada kepemimpinan Palestina bahwa darah murni (para martir) harus menyatukan kita.”
Ia menyerukan “semua saudara di kepemimpinan Palestina yang bertemu di Beijing untuk bergerak menuju persatuan nasional bagi seluruh rakyat kita, karena musuh yang kejam tidak membeda-bedakan antara warga Palestina dan warga lainnya.”
“Kita semua menghadapi bencana mematikan yang dilakukan oleh musuh Israel, tetapi musuh ini akan lenyap, baik hari ini maupun besok, dan kita semua akan menyaksikan keruntuhannya,” tambahnya.
SUMBER: Anadolu ajansi, Palestine Chronicle