Hizbullah Akui Panglima Senior Fuad Shukr Tewas Dibunuh Israel, Dimakamkan Kamis
Hizbullah pada hari Rabu, (31/7/2024), mengonfirmasi bahwa Fuad Shukr telah tewas.
Penulis: Febri Prasetyo
TRIBUNNEWS.COM - Nasib panglima senior Hizbullah bernama Fuad Shukr akhirnya diketahui dengan pasti.
Hizbullah pada hari Rabu, (31/7/2024), mengonfirmasi bahwa Shukr telah tewas.
Israel sebenarnya sudah mengklaim berhasil membunuh Shukr dalam serangan di Beirut, Lebanon, sehari sebelumnya.
Akan tetapi, beberapa saat setelah serangan itu beredar desas-desus yang menyebutkan bahwa Shukr masih hidup, hanya saja terluka parah.
"Panglima jihad besar saudara Fuad Shukr (Hajj Mohsen) ada di dalam gedung yang ditargetkan Zionis," demikian pernyataan Hizbullah dikutip dari Al Jazeera.
Pemakaman Shukr akan dilangsungkan pada hari Kamis pekan ini. Sekretaris Jenderal Hizbullah Hassan Nasrallah akan berpidato saat acara pemakaman.
Dikutip dari The Strait Times, Shukr adalah kawan Imad Mughniyeh, panglima Hizbullah yang dibunuh di Damaskus, Suriah, tahun 2008.
Shukr kini diyakini berusia sekitar 60 tahun. Amerika Serikat (AS) menyebut Shukr berperan penting dalam pengeboman barak Angkatan Laut AS di Beirut tahun 1983.
Peristiwa itu menewaskan 241 personel militer AS. AS kemudian menawarkan hadiah $5 juta atau sekitar Rp81 miliar bagi yang bisa menangkapnya.
Dua narasumber keamanan di Lebanon menyebut serangan terbaru Israel di Beirut menargetkan Shukr.
Keduanya mengatakan Shukr adalah kepala pusat operasi Hizbullah. Menurut mereka, Shukr terluka parah.
Shukr juga dikenal sebagai Al Hakk Mohsin. Di adalah penasihat khusus pemimpin Hizbullah bernama Hassan Nasrallah.
Baca juga: Sosok Fuad Shukr, Panglima Hizbullah yang Tewas dalam Serangan Israel, Kepalanya Dihargai Rp81 M
Di samping itu, Shukr menjadi anggota Dewa Shura, sebuah badan pembuat keputusan.
Shukr dilaporkan menjadi sosok yang makin penting dan terkenal di Hizbullah setelah Mughniyeh tewas dibunuh.
Narasumber dari Hizbullah menyebut Israel pernah melawan pasukan Israel saat tentara Zionis melakukan invasi ke Lebanon tahun 1982.
Dia bertempur bersama-sama dengan Mughniyeh dan Mustafa Badreddine, panglima Hizbullah yang tewas di Suriah tahun 2016.
Pada tahun 2017 AS menyebut Shukr sebagai panglima senior Hizbullah di satuan tempur yang berada di Lebanon selatan serta anggota Dewan Jihad, badan militer teringgi Hizbullah.
Shukr juga disebut berperan penting dalam operasi militer Hizbullah di Suriah.
Di sana Hizbullah mengerahkan para pejuangnya untuk mendukung Presiden Bashar Al Asaad pada awal perang saudara Suriah.
Warga Israel panik
Warga Israel dilaporkan mulai dilanda kepanikan setelah negaranya menyerang Beirut.
Maariv mengabarkan pihak berwenang di Kota Rishon Lezion mulai membuka tempat berlindung karena takut akan serangan balasan Hizbullah.
Para pejabat Israel mengatakan mereka tak tertarik untuk memperburuk situasi kemanan, tetapi Israel sudah siap menghadapi situasi apa pun.
Baca juga: Diminta Berlindung, Warga Israel Panik setelah IDF Serang Lebanon, Media Zionis Singgung Kegagalan
Sementara itu, Al Mayadeen melaporkan komando militer Israel mengumumkan situasi waspada. Militer meminta semua pemukim Israel di dekat perbatasan Lebanon untuk menuju ke tempat perlindungan yang aman dari bom.
Sejumlah media Israel mengatakan saat ini sedang dilakukan persiapan untuk mengantisipasi serangan balasan Hizbullah.
Salah satu antisipasi itu ialah memobilisi sistem pertahanan udara Israel.
Menteri Kesehatan Israel juga sudah meminta rumah-rumah sakit di Israel utara untuk bersiap jika eskalasi terjadi.
Sementara itu, Wali Kota Haifa, Yona Yahav, meminta para pemukim dan warga di sana untuk waspada dan bersiap.
Media-media Israel mengabarkan ada kepanikan di antara para pemukim Israel di kota itu.
Bahkan, Maariv melaporkan para menteri Israel sudah dikirimi pesan. Isinya ialah perintah agar mereka tidak menyebut atau menyinggung "peristiwa di Beirut".
"Berdasarkan arahan Perdana Menteri, seharusnya tidak ada penyebutan tentang serangan yang terjadi di ibu kota Lebanon, hingga ada pemberitahuan berikutnya," demikian isinya.
Adapun dua hari sebelum Israel menyerang Beirut, anggota dewan Lebanon, Ali Fayad, mengatakan Hizbullah tengah mempersiapkan segala kemungkinan, termasuk perang di darat.
"Hizbullah punya hak penuh untuk membela diri, yang memungkinkannya menggunakan semua alat yang tersedia dan semua kemampuannya untuk mempertahankan diri, masyarakatnya, negaranya, dan tanah airnya," kata Fayad.
(Tribunnews/Febri)