Terkuak! Alasan Militer Bangladesh Ogah Redam Amukan Demonstran sebelum PM Sheikh Hasina Mundur
Para petinggi militer Bangladesh mengungkapkan alasan pihaknya tak mau meredam amarah demonstran sebelum Perdana Menteri Sheikh Hasina.
Penulis: Whiesa Daniswara
Editor: Garudea Prabawati
Lebih dari selusin orang dilaporkan tewas ketika pengunjuk rasa membakar sebuah hotel milik seorang pemimpin partai Hasina di Kota Jashore di barat daya.
Panglima Militer Bangladesh, Jenderal Waker-uz-Zaman mengatakan bahwa ia untuk sementara mengambil alih kendali negara, dan para prajurit berusaha membendung kerusuhan yang semakin meluas.
Sementara Presiden Bangladesh, Mohammed Shahabuddin mengumumkan pada Senin malam setelah bertemu dengan Waker-uz-Zaman dan politisi oposisi bahwa Parlemen akan dibubarkan dan pemerintahan nasional akan dibentuk sesegera mungkin, yang akan mengarah pada pemilihan umum baru.
Waker-uz-Zaman berusaha meyakinkan bangsa yang gelisah bahwa ketertiban akan dipulihkan. Namun, para ahli memperingatkan bahwa jalan di depan akan panjang.
Ratusan ribu orang turun ke jalan sambil melambaikan bendera dan bersorak merayakan pengunduran diri Hasina.
Namun, beberapa perayaan segera berubah menjadi kekerasan, dengan pengunjuk rasa menyerang simbol-simbol pemerintahan dan partainya, mengacak-acak, dan membakar beberapa gedung.
Baca juga: Peraih Nobel Muhammad Yunus Dipilih jadi PM Interim Bangladesh, Gantikan Sheikh Hasina
"Ini bukan sekadar akhir bagi tiran Sheikh Hasina, dengan ini kita akhiri negara mafia yang telah diciptakannya," ungkap Sairaj Salekin, seorang mahasiswa pengunjuk rasa, di jalanan Dhaka.
Awalnya, aksi protes dimulai dengan damai bulan lalu saat mahasiswa yang frustrasi menuntut diakhirinya sistem kuota untuk pekerjaan pemerintah yang menurut mereka menguntungkan bagi yang memiliki hubungan dengan partai Liga Awami milik perdana menteri.
Namun di tengah tindakan keras yang mematikan, demonstrasi berubah menjadi tantangan yang belum pernah terjadi sebelumnya bagi Hasina, yang menyoroti tingkat kesulitan ekonomi di Bangladesh, di mana ekspor telah jatuh dan cadangan devisa menipis.
Waker-uz-Zaman berjanji bahwa militer akan memulai penyelidikan atas tindakan keras yang telah menewaskan hampir 300 orang sejak pertengahan Juli.
Hampir 100 orang, termasuk 14 polisi, tewas pada hari Minggu, menurut surat kabar harian berbahasa Bengali terkemuka di negara itu, Prothom Alo.
Setidaknya 11.000 orang telah ditangkap dalam beberapa minggu terakhir.
"Tetap percaya pada militer. Kami akan menyelidiki semua pembunuhan dan menghukum mereka yang bertanggung jawab," kata Zaman.
(Tribunnews.com/Whiesa)