Ungkap Senjata Dahsyat & Taktik Hizbullah, Media Zionis Akui Israel Kini Hadapi 'Bom Waktu'
Media Zionis menyebut Israel kini menghadapi “bom waktu” di tengah ancaman serangan kelompok Hizbullah di Lebanon.
Penulis: Febri Prasetyo
Editor: Garudea Prabawati
TRIBUNNEWS.COM – Media Zionis bernama Maariv menyebut Israel kini menghadapi “bom waktu” di tengah ancaman serangan kelompok Hizbullah di Lebanon.
Hizbullah sudah memperingatkan bakal menyerang balik Israel setelah Israel membunuh panglima Hizbullah, Fuad Shukr, beberapa waktu lalu.
Israel tak hanya menghadapi ancaman serangan Hizbullah, tetapi juga ancaman serangan Iran.
Iran sudah bersumpah akan melancarkan serangan besar-besaran setelah Israel membunuh Kepala Biro Politik Hamas Ismail Haniyeh.
Dalam laporannya pada hari Minggu, (11/8/2024), Maariv menyinggung berbagai senjata dahsyat Hizbullah yang sudah diungkap oleh The Washington Post, media terkenal asal Amerika Serikat (AS).
Senjata-senjata itu di antaranya rudal dengan sistem pemandu atau tanpa sistem pemandu, rudal balistik dan rudal antikapal, dan pesawat nirawak atau drone yang membawa bom.
Sederet tersebut diklaim bisa masuk jauh ke dalam wilayah Israel.
“Serangan apa pun mungkin akan menyeret Israel, Lebanon, dan bagian lain dari kawasan itu ke dalam perang besar-besaran,” kata Maariv.
Selama konflik 10 bulan terakhir dengan Israel, Hizbullah menerapkan taktik serangan yang disebut sebagai “serangan saturasi”.
Serangan saturasi adalah serangan yang digunakan untuk membuat sistem pertahanan musuh kewalahan.
Dengan serangan itu, Hizbullah menguji celah yang ada dalam sistem pertahanan udara Israel.
Baca juga: Dalam 24 Jam, Israel Digempur 10 Kali oleh Hizbullah, Kebakaran Besar Melanda Galilea Atas
Hizbullah juga mengungkapkan senjata-senjata barunya untuk merespons pembunuhan Fuad Shukr.
“Hizbullah, suatu milisi dan partai politik yang muncul dari perang sudara Lebanon dan menjadi salah satu pemain terkuat di Timur Tengah, sedang bersiap untuk momen ini sejak tahun 2006, ketika Israel terakhir kalinya menginvasi Lebanon,” kata Maariv.
“Organisasi ini menerima banyak kiriman roket dan pesawat nirawak dari Iran, dan dalam beberapa tahun belakangan juga mulai membuat senjatanya sendiri. Hizbullah juga memiliki kemampuan sistem pertahanan udara yang tidak dipunyai kebanyakan milisi di Timur Tengah.”