Khawatir Iran Lakukan Serangan Balasan ke Israel, AS Kini Berupaya Turunkan 'Suhu' di Timur Tengah
Menurut AS, kekhawatiran akan serangan balasan Iran terhadap Israel kini semakin meningkat.
Penulis: Nuryanti
Editor: Tiara Shelavie
TRIBUNNEWS.COM - Amerika Serikat (AS) saat ini sedang berupaya menurunkan 'suhu' di Timur Tengah.
Hal ini sebagaimana disampaikan Duta Besar AS untuk PBB, Linda Thomas-Greenfield.
Menurut AS, kekhawatiran akan serangan balasan Iran terhadap Israel kini semakin meningkat.
"AS ingin mencegah dan mempertahankan diri dari serangan di masa mendatang serta menghindari konflik regional," kata Linda Thomas-Greenfield kepada Dewan Keamanan PBB di New York, Selasa (13/8/2024), dilansir BBC.
Ada kekhawatiran Iran akan melakukan tindakan balasan terhadap Israel setelah pembunuhan Pemimpin Hamas, Ismail Haniyeh, di Teheran pada 31 Juli 2024.
Israel diduga sebagai dalang dari pembunuhan terhadap Ismail Haniyeh tersebut.
Saran Joe Biden
Sementara itu, Presiden AS Joe Biden menyarankan tercapainya kesepakatan gencatan senjata antara Israel dan Hamas di Gaza dapat membantu menghalangi Iran melancarkan serangan terhadap Israel.
"Itu harapan saya, tapi kita lihat saja nanti," katanya saat ditanya wartawan, Selasa.
"Kita lihat apa yang akan dilakukan Iran dan apa yang akan terjadi jika terjadi serangan, tetapi saya tidak akan menyerah," lanjut dia.
Putaran Baru Perundingan Gencatan Senjata
Putaran baru perundingan gencatan senjata dijadwalkan akan berlangsung di Doha atau Kairo pada Kamis (15/8/2024).
Baca juga: Hizbullah Lebanon Sudah Luncurkan 7.500 Roket dan 200 Drone ke Israel Sejak Perang Gaza Pecah
Namun, seorang pejabat Hamas di Lebanon, Ahmad Abdul Hadi, mengatakan Hamas tidak akan mengambil bagian dalam pembicaraan tersebut, menurut laporan oleh New York Times dan Sky News.
Di sisi lain, mediator internasional berharap dapat memulai kembali perundingan gencatan senjata yang macet antara Israel dan Hamas dengan putaran perundingan baru yang dimaksudkan untuk akhirnya mencapai kesepakatan antara kedua belah pihak.
Meski demikian, peluang untuk mencapai terobosan tampaknya tipis.
Pembicaraan baru akan dimulai hari Kamis, tetapi Israel dan Hamas telah mempertimbangkan proposal yang didukung internasional selama lebih dari dua bulan yang akan mengakhiri perang yang telah berlangsung 10 bulan dan membebaskan sekitar 110 sandera yang masih ditawan di Gaza.