11 Bulan Tak Jua Menang di Gaza, Kepala Staf IDF: Kami Tak Akan Biarkan Hamas Angkat Kepala
Setelah 11 bulan menggempur Gaza, Tentara Israel kehabisan opsi militer untuk membebaskan sandera yang ditahan Hamas di Jalur Gaza.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Para pejabat menjelaskan kalau “sandera yang ditahan di Gaza tidak dapat diperoleh kembali dengan cara militer.”
Para pejabat tersebut menambahkan, “Israel mencoba merusak jaringan terowongan di Gaza, namun gagal menghancurkannya,”.
Ulasan itu juga mencatat pengakuan dari para pejabat tersebut kalau “jaringan terowongan milik milisi Perlawanan terbukti lebih besar dari perkiraan Israel, dan merupakan sarana yang efektif untuk Hamas.”
Menurut surat kabar tersebut, “Pejabat Pentagon percaya bahwa Israel belum membuktikan kemampuannya untuk mengamankan wilayah yang dikuasainya di Gaza.”
Para pejabat menekankan bahwa diplomasi (perundingan) adalah satu-satunya cara yang memungkinkan Israel memulangkan para tahanan Israel yang disandera milisi Perlawanan di Jalur Gaza.
Baca juga: Abu Ubaida: Tahanan Israel Ditembak Mati, Pakar Militer: Peringatan, Qassam Mulai Eksekusi Sandera
Dalam beberapa kesempatan, tentara pendudukan mengakui ketidakmungkinan mencapai tujuan utama agresi brutalnya terhadap Jalur Gaza, yaitu menghancurkan Gerakan Perlawanan Hamas,".
Baca juga: Jebakan Terowongan Kembali Rontokkan IDF di Rafah, Senapan Runduk Ghoul Al Qassam Makan Korban Lagi
Juru Bicara Tentara Israel (IDF), Daniel Hagari bahkan menekankan bahwa Hamas adalah sebuah gagasan yang tidak dapat dihancurkan.
“Berbicara tentang penghancuran Hamas seperti membuang abu di mata masyarakat, karena hal itu tertanam di hati masyarakat,” kata Daniel Hagari Juni silam.
Dalam sebuah wawancara dengan Hebrew Channel 13, Hagari juga mengkritik para pemimpin politik Israel yang menyerukan penghapusan gerakan Hamas sebagai syarat 'kemenangan mutlak'.
“Hamas adalah sebuah ide, dan Anda tidak dapat menghancurkan sebuah ide. Tingkat politik (politisi Israel) harus menemukan alternatif terhadapnya, jika tidak maka akan tetap ada,” kata Hagari.
Dia juga menekankan bahwa pasukan IDF “membayar harga yang mahal dalam perang ini.
"Namun kita tidak bisa tinggal diam, tidak semua tahanan dapat dikembalikan dengan cara militer,” tambah Hagari.
Pembantaian Israel Berlanjut
Laporan Khaberni, pada Kamis (15/8/2024) Pembantaian keji pendudukan Israel berlanjut selama 313 hari berturut-turut di Jalur Gaza, sehari sebelum perundingan yang diserukan oleh para mediator, untuk membahas formula kesepakatan yang akan mengarah pada gencatan senjata dan kesepakatan pertukaran tahanan.
Dalam konteks terkait, Kementerian Kesehatan Palestina di Gaza mengumumkan pada Rabu (14/8/2024) kalau jumlah korban tewas akibat perang Israel yang sedang berlangsung di Jalur Gaza telah meningkat menjadi 39,965 orang tewas, dan 92,294 orang luka-luka, sejak 7 Oktober 2023.