Uni Eropa Incar Dua Menteri Ekstremis Israel, Bezalel Smotrich dan Itamar Ben Gvir Dibidik Sanksi
Bidikan ini menyasar sejumlah menteri Israel kelompok ekstrem kanan yang menyerukan hasutan kejahatan perang bagi IDF dalam operasi di Gaza-Tepi Barat
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Sanksi terbaru ini menargetkan Hashomer Yosh, sebuah kelompok Israel yang mendukung pemukiman ilegal Meitarim Farm di selatan Hebron Hills.
Awal tahun ini, relawan dari kelompok tersebut memagari sebuah desa dan mengusir 250 penduduk Palestina dari rumah mereka, kata Departemen Luar Negeri.
Permukiman Israel di Tepi Barat adalah ilegal menurut hukum internasional.
Selain Hashomer Yosh, Departemen Luar Negeri AS juga menjatuhkan sanksi terhadap Yitzhak Levi Filant, pria Israel yang diduga memimpin pemukim bersenjata untuk mendirikan blokade jalan dan patroli dengan tujuan menyerang warga Palestina.
Sejak perang Israel-Hamas di Gaza meletus pada 7 Oktober 2023, Israel telah meningkatkan serangannya di Tepi Barat.
Tepi Barat adalah wilayah Palestina yang diduduki Israel sejak 1967.
Wilayah ini secara geografis terpisah dari Jalur Gaza.
Baca juga: AS Beri Sanksi Hashomer Yosh, Organisasi Israel dan Pejabat Israel, Terkait Kekerasan di Tepi Barat
Setidaknya 640 warga Palestina telah tewas di Tepi Barat sejak dimulainya perang Gaza, menurut hitungan AFP berdasarkan angka resmi Palestina.
Pemerintahan AS Joe Biden telah berulang kali menyuarakan kekhawatiran kepada PM Israel Netanyahu tentang kekerasan pemukim dan tentang perluasan permukiman.
Tetapi tidak banyak aksi nyata yang dilakukan AS.
Bulan lalu, Amerika Serikat menjatuhkan sanksi kepada Lehava, sebuah kelompok yang beranggotakan lebih dari 10.000 orang.
Departemen Luar Negeri AS menyebut Lehava sebagai organisasi ekstremis brutal terbesar di Israel.
Sanksi yang dijatuhkan AS pada umumnya seputar pemblokiran kelompok atau individu terhadap akses sistem keuangan AS.
Pemblokiran itu berujung pembatasan dari bank-bank Israel karena takut terkena dampaknya.