Militer Israel Bakal Pertahankan Kontrol Koridor Philadelphia, Upaya Gencatan Senjata Terancam Gagal
Netanyahu telah menghadapi kritik pedas dari banyak pihak di Israel atas posisinya mengenai Koridor Philadelphia, termasuk dari militer.
Penulis: Nuryanti
Editor: Sri Juliati
“Keputusan Netanyahu untuk tidak menarik diri dari poros Salah al-Din (Koridor Philadelphia) bertujuan untuk menggagalkan tercapainya kesepakatan,” kata Hamas dalam pernyataan tersebut.
"Kami memperingatkan agar tidak jatuh ke dalam perangkap dan tipu daya Netanyahu, karena ia menggunakan negosiasi untuk memperpanjang agresi terhadap rakyat kami," kata Hamas.
Hamas menambahkan, Israel harus terikat pada kesepakatan yang disepakati awal tahun ini.
"Kami tidak memerlukan usulan baru. Yang diperlukan sekarang adalah menekan Netanyahu dan pemerintahannya serta mewajibkan mereka untuk mematuhi apa yang telah disepakati," bunyi pernyataan tersebut.
Mengenal Koridor Philadelphia
Dikutip dari The Guardian, Koridor Philadelphia adalah jalur tanah sepanjang sekitar sembilan mil (14 km) dan lebar 100 meter di sepanjang perbatasan Gaza dengan Mesir, termasuk penyeberangan Rafah.
Jalur ini ditetapkan sebagai zona perbatasan demiliterisasi setelah penarikan pemukiman dan pasukan Israel dari Gaza pada tahun 2005 dan membentang dari Mediterania hingga penyeberangan Kerem Shalom dengan Israel.
Sebelum tahun 2005, perjanjian damai Camp David antara Israel dan Mesir tahun 1979 telah mengizinkan Israel untuk menempatkan sejumlah pasukan di koridor tersebut, tetapi tidak boleh ada kendaraan lapis baja berat.
Baca juga: Israel Ubah Hebron Menjadi Penjara Besar, Hebron Dianggap Sebagai Provinsi Terbesar di Tepi Barat
Setelah Israel menarik diri, koridor tersebut menjadi tanggung jawab Mesir dan Otoritas Palestina, dengan 750 polisi Mesir dikerahkan untuk mencegah penyelundupan, hingga Hamas menguasai Gaza pada tahun 2007.
Meskipun ada berbagai upaya anti-terowongan di kedua sisi perbatasan Mesir-Gaza, termasuk banjir di sisi Mesir dan serangan udara Israel, penyelundupan lintas-perbatasan melalui rute bawah tanah masih terus terjadi.
Tempat itu juga disebut telah dieksploitasi oleh Hamas untuk membawa senjata, meskipun ada bukti bahwa dalam beberapa tahun terakhir beberapa penyelundupan senjata telah dilakukan melalui Mediterania.
Mesir terus menolak kehadiran militer Israel dalam jumlah besar langsung di perbatasan dan telah menyatakan bahwa kehadiran semacam itu akan mengancam perjanjian damai.
Update Perang Israel-Hamas
Pasukan Israel menembak dan membunuh seorang anak Palestina berusia 16 tahun di kamp pengungsi Far'a.
Kantor berita Wafa melaporkan bahwa tentara "menembakkan beberapa peluru ke anak itu, menyiksanya, dan mencegah kru ambulans untuk menjangkaunya".
Hamas mengatakan Netanyahu menggagalkan kesepakatan gencatan senjata dengan menolak menarik pasukan dari Koridor Philadelphia di Gaza.