Pasukan Khusus Israel Menyamar Jadi Wanita, Serbu Rumah Sakit Halhul dan Culik Pasien Terluka
pasukan khusus dari tentara pendudukan Israel, menyamar sebagai wanita, menyerbu Rumah Sakit Halhul di Hebron dan menculik seorang pasien
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Kemudian, Uni Eropa menyebut jumlah izin pemukiman yang dikeluarkan tahun 2023 adalah yang terbanyak dalam puluhan tahun terakhir.
Saat ini ada sekitar 490.000 pemukim Israel yang tinggal di pemukiman-pemukiman Tepi Barat. Padahal, pemukiman itu ilegal menurut hukum internasional.
Sementara itu, warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat berjumlah 3 juta. Mereka termasuk pengungsi Palestina yang terusir dari rumahnya ketika peristiwa Nakba tahun 1948 dan Perang Enam Hari tahun 1967.
Sejak perang Gaza meletus, Israel telah membunuh setidaknya 662 warga Palestina di Tepi Barat. Ratusan orang, termasuk wanita dan anak-anak, ditahan oleh pasukan Israel.
Tepi Barat terancam dicaplok Israel
Menteri Keamanan Israel Bezalel Smotrich mengungkapkan rencananya untuk mencaplok Tepi Barat sepenuhnya.
Bulan Juli kemarin Smotrich mengaku ingin membuat Tepi Barat menjadi “bagian tak terpisahkan dari negara Israel”.
Di samping itu, dia mengklaim tujuan hidupnya adalah mencegah pendirian negara Palestina.
Smotrich sudah meminta Netanyahu agar secara formal menganeksasi Tepi Barat.
Para pakar memperingatkan bahwa pemerintah Israel sudah mengambil langkah besar demi aneksasi itu.
Israel sudah mengalihkan kekuasaan dari Administrasi Sipil, otoritas militer di Tepi Barat, kepada para pejabat sipil yang merupakan bawahan Smotrich.
Baca juga: IDF Cari Alasan, Sebut Pasukan Israel Kemungkinan Tidak Sengaja Membunuh Aktivis AS di Tepi Barat
Langkah itu memberi Smotrich kekuasaan atas segala aspek kehidupan warga sipil di Tepi Barat, mulai dari pembuatan aturan pertanian, kehutanan, hingga lainnya.
Dengan langkah itu, Smotrich membuka jalan untuk pembangunan pemukiman baru dan pencaplokan tanah Palestina.
“Sistem politik Israel yang membiayai dan membangun pemukimn ilegal kini sedanga menghitung monster yang dibuatnya, mewujud dalam meningkatnya peruntungan sayap kanan fasisnya,” kata Abdaljawad, dosen filsafat dan kajian budaya di Universitas Birzeit, dikutip dari Anadolu Agency.
“Sayap kanan itu tak anya ingin mengambil sebagian besar tanah di Tepi Barat dalam jangka panjang dan mencaploknya, tetapi juga membersihkan Tepi Bara dari warga Palestina.”
Sementara itu, Muhammad Ayyash, analis kebijakan di lembaga Al-Shabaka, mengatakan semua tindakan Israel bertujuan untuk membuat warga Palestina tak bisa hidup di Tepi Barat sehingga mulai meninggalkannya.
“Akan ada lebih banyak pembatasan terhadap warga Palestina yang tinggal di Tepi Barat dalam hal pergerakan mereka, akses terhadap tanah mereka, dan kemampuan untuk membangun rumah baru, dan secara umum adalah kemampuan mereka untuk hidup secara pantas, merdeka, dan terhormat,” ujar Ayyash.
(oln/khbrn/trtwrld/anadolu/*)