Perang Rusia-Ukraina Hari ke-933: Inggris akan Restui Ukraina Pakai Rudal Storm Shadow di Rusia
Perang Rusia-Ukraina hari Ke-933: Inggris dikabarkan akan mengizinkan Ukraina pakai rudal jarak jauh Storm Shadow di wilayah Rusia.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Sri Juliati
Perdana Menteri Inggris, Keir Starmer, akan menuju Washington untuk diskusi strategis dengan Presiden Amerika Serikat (AS), Joe Biden, tentang Ukraina dan Timur Tengah pada Jumat hari ini.
Diskusi tersebut diharapkan mencakup keputusan untuk mengizinkan Ukraina meluncurkan serangan jarak jauh di dalam wilayah Rusia dengan rudal Storm Shadow yang sebagian dibuat Inggris.
Keir Starmer mengatakan hal itu bukan untuk memaksakan perjanjian damai di Ukraina.
"Pada akhirnya, itu adalah diskusi yang harus dipimpin oleh Presiden Zelensky," kata Keir Starmer.
"Sangat penting bagi dua sekutu utama untuk membahas pertanyaan kebijakan luar negeri di antara mereka sendiri dan memiliki ruang untuk melakukan itu," tambahnya, seperti diberitakan The Guardian.
Ukraina telah melobi untuk menggunakan rudal Storm Shadow dan Atacms buatan AS selama berbulan-bulan.
Sebelumnya, Presiden Rusia, Vladimir Putin, memperingatkan penggunaan rudal jarak jauh Inggris ke wilayah Rusia akan membuat NATO berperang dengan negaranya.
Rusia Rebut Kembali 10 Permukiman di Kursk
Rusia mengatakan pasukannya telah merebut kembali 10 permukiman setelah melancarkan serangan balasan di wilayah Kursk untuk mengusir pasukan Ukraina yang menyerbu perbatasan lima minggu lalu.
Dengan pertempuran sengit yang terus berlanjut, Kementerian Pertahanan Rusia mencantumkan nama 10 permukiman yang dikatakan telah direbut kembali, yang merupakan pukulan telak bagi Ukraina.
Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky mengakui serangan balasan Rusia telah dimulai.
AS Ejek Rusia: Serangan Balik di Kursk Sia-sia
Departemen Pertahanan AS (Pentagon) menilai tindakan serangan balasan pasukan Rusia di wilayah Kursk dan menyebutnya tidak signifikan.
"Kami melihat bahwa pada tahap saat ini, unit-unit Rusia mulai mencoba melakukan tindakan serangan balasan tertentu di wilayah Kursk," kata Sekretaris Pers Pentagon Jenderal Patrick Ryder, dikutip oleh Ukrinform.
Menurutnya, tindakan tersebut hanya memberi efek kecil, namun Pentagon terus memantau perkembangannya.
Sebelumnya, Presiden Ukraina Volodymyr Zelensky membenarkan pasukan Rusia memulai operasi serangan balasan di wilayah Kursk.