Sekjen PBB Tak Bisa Hubungi Netanyahu Sejak 7 Oktober 2023, Teleponnya Tidak Diangkat
Sekjen PBB Antonio Guterres mengatakan dirinya tidak bisa menghubungi PM Israel Benjamin Netanyahu karena teleponnya tidak pernah diangkat.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Garudea Prabawati
Majelis Umum PBB yang beranggotakan 193 orang, kemungkinan akan memberikan suara minggu depan pada rancangan resolusi yang akan memberi Israel tenggat waktu enam bulan untuk angkat kaki dari wilayah Palestina.
Sekjen PBB sebut kematian dan kehancuran di Gaza adalah yang terburuk yang pernah ia lihat
Sebelumnya pada hari Senin (9/9/2024), Sekjen PBB Antonio Guterres menuntut diakhirinya perang dan pihaknya menawarkan untuk memantau gencatan senjata di Gaza.
Dalam sebuah wawancara dengan The Associated Press, Guterres mengatakan bahwa tidak realistis untuk berpikir PBB dapat memainkan peran di masa depan Gaza, baik dengan mengelola wilayah tersebut atau menyediakan pasukan penjaga perdamaian, karena Israel tidak mungkin menerima peran PBB.
Namun, Guterres mengatakan PBB akan siap mendukung gencatan senjata apa pun.
PBB memiliki misi pemantauan militer di Timur Tengah, yang dikenal sebagai UNTSO, sejak tahun 1948.
"Dari pihak kami, ini adalah salah satu hipotesis yang telah kami ajukan," katanya.
"Tentu saja, kami akan siap melakukan apa pun yang diminta masyarakat internasional."
"Pertanyaannya adalah apakah kedua belah pihak akan menerimanya, dan khususnya apakah Israel akan menerimanya."
Menekankan urgensi gencatan senjata, Guterres berkata:
"Tingkat penderitaan yang kita saksikan di Gaza belum pernah terjadi sebelumnya dalam mandat saya sebagai sekretaris jenderal Perserikatan Bangsa-Bangsa."
"Saya belum pernah melihat tingkat kematian dan kehancuran seperti yang kita lihat di Gaza dalam beberapa bulan terakhir."
Baca juga: 6 Fakta Tewasnya 6 Staf UNRWA di Gaza: Kronologi dan Keterangan Saksi hingga Reaksi PBB
Hingga kini, setidaknya 41.118 orang tewas dan 95.125 orang terluka dalam perang Israel di Gaza, mengutip Al Jazeera.
Di Israel, jumlah korban tewas dalam serangan yang dipimpin Hamas pada 7 Oktober sedikitnya 1.139 orang, sementara lebih dari 200 orang ditawan.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.