Jerman Diam-diam Terapkan Larangan Penjualan Senjata ke Israel, Ribuan Peluru Tank Tak Dikirim
pemerintah Israel tahun lalu meminta membeli ribuan peluru untuk tank, sebagai bagian tambahan pembelian senjata, namun Berlin mendiamkannya
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Jerman Diam-diam Terapkan Larangan Penjualan Senjata ke Israel, Ribuan Peluru Tank 'Digantung'
TRIBUNNEWS.COM - Surat kabar Jerman, Bild mengungkapkan, menurut sumber informasi yang tidak disebutkan namanya, kalau Jerman menerapkan “larangan diam-diam” terhadap penjualan senjata ke Israel.
Sumber tersebut menambahkan kalau pemerintah Israel tahun lalu meminta untuk membeli ribuan peluru untuk tank, sebagai bagian tambahan pembelian senjata, namun Berlin belum mengambil keputusan terkait masalah tersebut.
Baca juga: Media Ibrani: Hamas Siapkan Fase Baru Perang, Pasukan Israel Krisis Hingga Rekrut Pengungsi Afrika
Namun di sisi lain, surat kabar tersebut melaporkan - menurut apa yang dilaporkan oleh surat kabar Yedioth Ahronoth - kalau Jerman setuju pada paruh pertama tahun ini untuk menjual senjata ke Qatar senilai lebih dari 100 juta euro.
Surat kabar tersebut menulis pada Minggu (15/9/2024) malam kalau bagi Israel, yang saat ini berperang di beberapa front, pembelian peralatan militer tertentu dari luar negeri merupakan hal yang sangat penting.
Sumber yang mengetahui masalah ini mengatakan kepada surat kabar Jerman, hampir semua permintaan Israel sejak pecahnya perang di Gaza untuk membeli senjata dari Jerman telah ditunda, dan hanya sejumlah kecil permintaan yang disetujui.
"Meskipun belum ada keputusan yang diambil untuk tidak menjualnya ke Israel, pesanan sudah lama berkurang, mirip dengan embargo senjata de facto," kata laporan Bild.
Ekspor Senjata Jerman ke Israel Merosot Tajam
Situs Shomirim dan majalah Austrian Profile juga melaporkan bahwa Jerman belum menyetujui satu pun permintaan ekspor senjata ke Israel sejak Maret lalu, sebesar 20 juta euro pada tahun lalu.
Sejak awal tahun, volume ekspor senjata ofensif (dibandingkan peralatan pertahanan yang ditujukan untuk perlindungan seperti helm atau jaket) telah menurun dari sekitar 20 juta euro pada tahun 2023 menjadi hanya sekitar 32 ribu euro sejak awal tahun ini.
Penundaan ini terjadi di tengah perdebatan internal di Jerman antara Kantor Kanselir dan Dewan Keamanan Nasional, yang mendukung penjualan senjata ke Israel, dan Kementerian Luar Negeri Jerman, yang menentangnya.
Namun surat kabar Yedioth Ahronoth mengatakan bahwa pada saat yang sama penting untuk menekankan bahwa Jerman mendukung Israel dalam organisasi internasional dan telah menggagalkan sejumlah inisiatif melawan Israel.
"Sementara posisi Jerman mengenai penjualan senjata rumit, dan pemerintah Jerman tidak dianggap sebagai salah satu pihak yang melakukan hal tersebut (ogah memberi senjata ke Israel)," kata laporan itu.
Laporan juga menekankan bahwa pernyataan para pemimpin Jerman sangat bersimpati sejak pecahnya perang, dan mereka telah menyatakan simpati mereka terhadap Israel, baik dalam pernyataan mereka atau dalam kunjungan mereka.
Senjata Jerman Kalah dari Rusia
Jerman diketahui menjadi penyuplai terbesar persenjataan bagi sekutu-sekutunya di arena konflik. Selain bagi Israel di Perang Gaza, Jerman diketahui juga mengirimkan persenjataan mereka ke Ukraina dalam perang melawan Rusia.