Iran Kosongkan Depot Minyak Terbesar, Ancaman Israel Semakin Dekat, AS Yakin Harga Minyak Meroket
Iran dilaporkan mengosongkan depot minyak terbesarnya, menunjukkan seriusnya ancaman serangan Israel.
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Setelah Israel meledakkan ribuan perangkat komunikasi pager yang digunakan anggota Hizbullah pada 17 dan 18 September 2024, Ali Khamenei meminta Hassan Nasrallah segera meninggalkan Lebanon, menyusul kekhawatirannya akan rencana pembunuhan Sekjen Hizbullah tersebut.
"Utusan (Ali Khamenei) tersebut adalah komandan senior Garda Revolusi Iran, Abbas Nilfaroushan, yang bersama Hassan Nasrallah ketika dia menjadi sasaran bom Israel dan dibunuh bersamanya," kata pejabat itu kepada Reuters, Rabu (2/10/2024).
Israel bersama AS dan sekutunya menuduh Iran mendanai kelompok perlawanan seperti Hizbullah, Hamas, Kataib Hizbullah, Jihad Islam Palestina (PIJ), dan kelompok lain di Suriah, Irak, dan Lebanon untuk melawan Israel dan sekutunya di kawasan itu.
Baca juga: Jasad Jenderal Iran Abbas Nilforoushan Ditemukan, 14 Hari usai Dibom Israel Bersama Sekjen Hizbullah
Jumlah Korban di Jalur Gaza
Saat ini, Israel yang didukung Amerika Serikat dan sejumlah negara Eropa, masih melancarkan agresinya di Jalur Gaza, jumlah kematian warga Palestina meningkat menjadi lebih dari 42.289 jiwa dan 98.684 lainnya terluka sejak Sabtu (7/10/2023) hingga Senin (14/10/2024), dan 1.147 kematian di wilayah Israel, dikutip dari Al Jazeera.
Sebelumnya, Israel mulai membombardir Jalur Gaza setelah gerakan perlawanan Palestina, Hamas, meluncurkan Operasi Banjir Al-Aqsa pada Sabtu (7/10/2023), untuk melawan pendudukan Israel dan kekerasan di Al-Aqsa sejak tahun 1948.
Israel mengklaim, ada 101 sandera yang hidup atau tewas dan masih ditahan Hamas di Jalur Gaza, setelah pertukaran 105 sandera dengan 240 tahanan Palestina pada akhir November 2023.