Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Tewas, Begini Pendapat Donald Trump Terkait Perdamaian Israel-Hamas

Membunuh Yahya Sinwar adalah kemenangan terbesar Israel sejauh ini dalam perang melawan Hamas di Gaza.

Editor: Erik S
zoom-in Pemimpin Hamas Yahya Sinwar Tewas, Begini Pendapat Donald Trump Terkait Perdamaian Israel-Hamas
tangkap layar
Foto mendiang pemimpin gerakan Hamas, Yahya Sinwar yang tewas dibunuh Israel pada Rabu (16/10/2024). 

TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON-Mantan Presiden Amerika Serikat (AS) Donald Trump mengatakan AS seharusnya tidak mengekang Israel seperti yang dilakukan Presiden AS Joe Biden

Komentar tersebut dilayangkan Donald Trump mengomentari tewasnya pemimpin Hamas, Yahya Sinwar, oleh Israel

Komentar Trump dilontarkan saat menjawab pertanyaan wartawan tentang apakah kematian Sinwar membuat perdamaian Israel-Hamas lebih mudah atau sulit.

Baca juga: Hamas Kecam Media Arab yang Sebut Yahya Sinwar Cs Teroris, Sang Jurnalis Tutup Akun

"Saya pikir itu membuatnya lebih mudah. Saya senang bahwa Bibi (Perdana Menteri Israel Benjamin Netanyahu) melakukan apa yang harus dia lakukan," jawab Trump, dikutip dari kantor berita AFP, pada Jumat (18/10/2024). 

Trump lalu menyinggung Biden yang menurutnya berusaha menahan tindakan Israel.

"Dia berusaha menahannya dan dia mungkin seharusnya melakukan sebaliknya," ujar Trump. Biden dan Wakil Presiden AS Kamala Harris-yang maju ke pilpres AS 2024 melawan Trump- dihadapkan dengan dilema dalam membantu Israel.

Di satu sisi, pemerintahan AS berupaya mempertahankan dukungan terus-menerus kepada Israel, tetapi di sisi lainnya ada dorongan untuk menghindari korban jiwa sipil dalam upaya memerangi Hamas. Hal tersebut menjadi masalah bagi Harris dalam menggaet suara warga Arab-Amerika di Michigan, yang meskipun populasinya kecil, tetapi signifikan.

Berita Rekomendasi

Michigan adalah salah satu negara bagian penentu di pilpres AS 2024. Trump dan Harris berkampanye di sana pada Jumat (18/10/2024).

Perang belum berakhir

Membunuh Yahya Sinwar adalah kemenangan terbesar Israel sejauh ini dalam perang melawan Hamas di Gaza. Kematiannya menjadi pukulan telak bagi Hamas, organisasi yang diubah oleh Sinwar menjadi kekuatan tempur yang mengakibatkan kekalahan terparah bagi Israel sepanjang sejarah.

Alih-alih tewas dalam operasi khusus yang telah direncanakan sebelumnya, Sinwar tewas dalam sebuah operasi pasukan Israel di Rafah, Gaza selatan.

Sebuah foto yang diambil di tempat kejadian perkara menunjukkan Sinwar, mengenakan perlengkapan tempur, tergeletak tewas di reruntuhan bangunan yang dihantam tembakan tank.

Baca juga: Yahya Sinwar Sempat Ikat Lengannya yang Pendarahan Pakai Kabel Listrik

Perdana Menteri Israel, Benjamin Netanyahu, memuji para tentara Israel dan menegaskan bahwa betapapun besarnya kemenangan, ini bukanlah akhir dari perang.

"Hari ini kita kembali memperjelas apa yang terjadi pada mereka yang menyakiti kita. Hari ini kita sekali lagi menunjukkan kepada dunia kemenangan kebaikan atas keburukan.

"Namun, saudara-saudara terkasih, ini belum berakhir. (Perang) ini sulit dan sangat merugikan kita." Netanyahu dan sebagian besar warga Israel yang mendukung perang di Gaza membutuhkan kemenangan.

Halaman
123
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas