Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun

Di Pertemuan DK PBB, Israel dan Iran Saling Tuduh karena Bahayakan Perdamaian Timur Tengah

Pada pertemuan Dewan Keamanan PBB, Iran dan Israel menegaskan haknya untuk membela diri.

Penulis: Nuryanti
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
zoom-in Di Pertemuan DK PBB, Israel dan Iran Saling Tuduh karena Bahayakan Perdamaian Timur Tengah
Yuki IWAMURA / AFP
Duta Besar Iran, Amir Saeid Iravani saat di markas besar PBB di New York City pada 14 Desember 2022. Pada pertemuan Dewan Keamanan PBB, Iran dan Israel menegaskan haknya untuk membela diri. 

TRIBUNNEWS.COM - Israel dan Iran saling tuduh karena membahayakan perdamaian Timur Tengah.

Tuduhan tersebut disampaikan dalam adu pendapat sengit di sebuah pertemuan Dewan Keamanan PBB (DK PBB), Senin (28/10/2024).

Pertemuan itu diadakan setelah Israel menyerang target militer Iran, Sabtu (26/11/2024).

Israel melakukan serangan udara di lokasi militer di Iran sebagai tanggapan atas serangan rudal Teheran pada 1 Oktober 2024 terhadap Israel.

Adapun serangan Iran itu merupakan balasan atas terbunuhnya para pemimpin militan yang didukung Iran dan seorang komandan Garda Revolusi.

Kini, pada pertemuan Dewan Keamanan PBB yang diminta oleh Iran, masing-masing negara menegaskan haknya untuk membela diri.

“Agresi Israel terhadap Iran jelas terlihat dan tidak terjadi secara terpisah."

Berita Rekomendasi

"Serangan agresif ini merupakan bagian dari pola agresi yang lebih luas dan berkelanjutan serta impunitas yang tidak terkendali yang terus dilakukan Israel untuk mengganggu stabilitas seluruh kawasan,” ujar duta besar Iran, Amir Saeid Iravani kepada dewan tersebut, Senin, dilansir Arab News.

“Pelanggaran hukum internasional yang terus-menerus dan sistematis oleh Israel, dan keterlibatan militer di wilayah Palestina, Lebanon, Suriah, dan Yaman seharusnya memicu kecaman tegas oleh dewan," tambahnya.

Duta besar Iran itu mengulangi ancaman Iran untuk membalas setelah serangan udara Israel pada akhir pekan.

Namun, menurut Iravani, Teheran lebih suka diplomasi.

Baca juga: PM Netanyahu Tuduh Iran Stok Bom Nuklir untuk Hancurkan Israel

Sementara itu, duta besar Israel Danny Danon mengatakan negaranya telah membela diri setelah serangan rudal 1 Oktober oleh Iran.

"Kami berjanji bahwa tindakan mereka tidak akan dibiarkan begitu saja," kata Danon.

"Iran telah menyebarkan kekerasan, kekacauan, dan kehancuran di seluruh Timur Tengah."

"Namun, kekerasan ini tidak terbatas pada perbatasan Israel."

"Kekerasan ini mengancam stabilitas regional, keamanan global, dan stabilitas ekonomi," klaim duta besar Israel itu.

"Hari ini, kita yang melakukannya. Israel yang berada di persimpangan jalan."

"Namun, besok, bisa jadi negara mana pun yang terwakili di sini. Jangan salah paham," lanjut Danon.

Ia pun menyerukan sanksi keras terhadap Iran, terutama untuk mencegahnya mengembangkan senjata nuklir.

Serangan Israel ke Iran

Dikutip dari AP News, Israel menggempur Iran dengan serangkaian serangan udara pada Sabtu dini hari.

Serangan itu disebut menargetkan lokasi militer sebagai balasan atas rentetan rudal balistik yang ditembakkan Republik Islam tersebut ke Israel pada awal bulan ini.

Baca juga: Iran Endus Keterlibatan Azerbaijan Bantu Serangan Israel, Sebut Penggunaan Pangkalan Udara Setalchai

Ilustrasi - Orang-orang berjalan dan berkendara melewati papan reklame yang menutupi fasad sebuah gedung di alun-alun Vali-Asr di Teheran pada 26 Oktober 2024.
Ilustrasi - Orang-orang berjalan dan berkendara melewati papan reklame yang menutupi fasad sebuah gedung di alun-alun Vali-Asr di Teheran pada 26 Oktober 2024. (AFP/ATTA KENARE)

Ledakan terdengar di ibu kota Iran, Teheran, meskipun Republik Islam itu bersikeras bahwa ledakan tersebut hanya menyebabkan “kerusakan terbatas.”

Hari Sabtu menandai pertama kalinya militer Israel secara terbuka menyerang Iran, yang belum pernah menghadapi rentetan tembakan dari musuh asing sejak perang tahun 1980-an dengan Irak.

Serangan Israel yang berlangsung selama berjam-jam itu berakhir tepat sebelum matahari terbit di Teheran.

Militer Israel mengatakan, serangan itu menargetkan "fasilitas produksi rudal yang digunakan untuk memproduksi rudal yang ditembakkan Iran ke negara Israel selama setahun terakhir."

Awalnya, fasilitas nuklir dan instalasi minyak semuanya dianggap sebagai target yang mungkin untuk respons Israel terhadap serangan Iran pada 1 Oktober.

Tetapi pada pertengahan Oktober pemerintahan Joe Biden mendapat jaminan dari Israel bahwa mereka tidak akan menyerang target tersebut, yang akan menjadi eskalasi yang lebih parah.

Militer Iran mengatakan, serangan itu menargetkan pangkalan militer di provinsi Ilam, Khuzestan dan Teheran, dan menyebabkan "kerusakan terbatas," tanpa menjelaskan lebih lanjut.

Baca juga: Presiden Iran Mengaku Dibohongi Amerika Serikat: Ternyata Mereka yang Mendorong Israel

Media pemerintah Iran mengakui adanya ledakan yang terdengar di Teheran dan mengatakan beberapa suara berasal dari sistem pertahanan udara di sekitar kota tersebut.

Namun, di luar referensi singkat tersebut, televisi pemerintah Iran selama berjam-jam tidak memberikan rincian lain dan bahkan mulai menayangkan apa yang digambarkannya sebagai rekaman langsung pria-pria yang memuat truk di pasar sayur di Teheran dalam upaya yang jelas untuk mengecilkan serangan tersebut.

Di sisi lain, Amerika Serikat memperingatkan terhadap pembalasan lebih lanjut, mengindikasikan bahwa serangan itu akan mengakhiri baku tembak langsung antara Israel dan Iran.

Militer Israel mengatakan ledakan telah terdengar di Israel utara menyusul aktivitasnya di Lebanon selatan, tetapi "tidak ada indikasi insiden keamanan."

(Tribunnews.com/Nuryanti)

Berita lain terkait Konflik Iran Vs Israel

Sumber: TribunSolo.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas