Pembelot Korea Utara: Tentara Korut Bangga Jalankan Misi Khusus di Rusia
Pasukan Korut merasa bangga dan terhormat bisa berpartisipasi digarda depan perang untuk membantu Rusia melawan serangan Ukraina.
Penulis: Namira Yunia Lestanti
Editor: Tiara Shelavie
Diantaranya seperti keanggotaan dalam Partai Pekerja yang berkuasa dan hak untuk pindah ke Pyongyang, ibu kota negara itu.
Anggota keluarga prajurit yang dikirim ke Rusia dikabarkan bakal diberikan manfaat seperti rumah bagus atau masuk ke universitas bagus.
Tentara Korut Mengaku Bangga
Menepis stigma negatif yang dilontarkan publik, Lee-Wong-gil menegaskan bahwa para prajurit Korut tidak sesedih yang dipikirkan orang luar.
Para prajurit justru memandang misi khusus ini sebagai bagian tur langka yang dapat menghasilkan banyak uang.
Bahkan tak sedikit tentara Korut yang mengaku bangga karena mendapat kesempatan melihat dan menjajal berbagai alat tempur canggih milik militer Rusia.
Tak sampai disitu prajurit Korea Utara juga mengaku mendapatkan perlakuan istimewa bak keluarga saat tiba di Rusia.
“Mereka hanya akan menganggapnya sebagai suatu kehormatan untuk dipilih sebagai orang-orang yang akan pergi ke Rusia di antara banyak tentara Korea Utara,” kata Lee Woong-gil, mengutip dari APNews.
Media pemerintah Korut menolak berkomentar sejak badan mata-mata Seoul mengatakan bahwa Pyongyang telah memutuskan untuk mengirim pasukan 'berskala besar' ke Rusia untuk memerangi Ukraina.
Berbanding terbalik dengan respon Korut, Putin justru tidak menyangkal bahwa pasukan Korea Utara saat ini berada di Rusia.
Putin bahkan mengatakan bahwa terserah kepada Moskow untuk memutuskan bagaimana mengarahkannya sebagai bagian dari pakta pertahanan keamanan bersama yang ditandatanganinya dengan pemimpin Korea Utara Kim Jong Un pada bulan Juni.
Sebagai imbalan atas dukungan Korea Utara untuk Rusia, Presiden Putin kabarnya memberikan bantuan teknologi dalam pengembangan program misil dan satelit mata-mata Korea Utara.
Diantaranya seperti satelit pengintaian hingga kapal selam. Moskow juga mungkin akan memberikan jaminan keamanan serta dukungan di PBB bagi negara tertutup itu, yang beberapa kali disanksi akibat uji nuklir.
(Tribunnews.com/ Namira Yunia)