Kamala Harris atau Donald J Trump? Ini Plus Minus Mereka bagi Dunia Jika Jadi Presiden AS
Pertarungan Kamala Harris - Donald Trump melewati babak-babak ekstrem, penuh caci maki, tuduh sana-sini, silih serang terbuka.
Editor: Setya Krisna Sumarga
TRIBUNNEWS.COM, YOGYA – Pemilihan Presiden Amerika Serikat tinggal sehari lagi, atau tepatnya 5 November 2024. Partai Demokrat menjagokan Kamala Harris sebagai penerus Joe Biden.
Sedangkan Republik memilih Donald J Trump untuk merebut kembali kursi Gedung Putih. Pada 2019 Trump tersingkir, dikalahkan Joe Biden, lewat drama politik menegangkan.
Pertarungan Kamala Harris - Donald Trump melewati babak-babak ekstrem, penuh caci maki, tuduh sana-sini, silih serang terbuka yang bahkan tidak pernah terjadi dalam politik Indonesia.
Retorika Kamala Harris didukung Hillary Clinton, menyebut Donald Trump seorang fasis, otoriter, dan diktator yang sangat membahayakan Amerika.
Donald Trump membalas dengan mengatakan Kamala Harris bodoh, tidak mengerti dan tidak bisa apa-apa, hanya membebek Joe Biden.
Terbaru, Joe Biden menyebut para pendukung Donald Trump adalah sampah dan ia ingin menghajar pantat mereka.
Baca juga: Kata Trump ke Netanyahu, Jika Menang Pemilu AS, Ia Ingin PM Israel Akhiri Perang di Gaza
Baca juga: Kamala Harris Akui Tak Khawatir dengan Pembicaraan Antara Trump dan Netanyahu
Baca juga: Pemilu AS Tinggal Menghitung Hari, Trump dan Harris Saling Lontarkan Ejekan
Trump sigap membalas dengan menyetir mobil sampah, dan menyindir truk itu akan membawa Joe Biden dan Kamala Harris.
Sungguh pertarungan sangat sengit, panas, dan memaksa Amerika saat ini terbelah dalam dua kutub sangat ekstrem.
Persaingan sengit ini membuat Donald Trump sepanjang perjalanannya menuju Pilpres Amerika, sudah dua kali terancam pembunuhan.
Upaya pembunuhan pertama terjadi di lokasi kampanye di Buttler, Pennsylvania, kandang kuat kubu Demokrat.
Kepalanya nyaris ditembus peluru yang ditembakkan penyerang, yang kemudian ditewaskan aparat keamanan.
Kamala Harris dan Donald Trump benar-benar menggoreng politik domestik Amerika guna merebut perhatian pemilih, lewat retorika-retorikanya yang membakar.
Banyak tokoh publik dan selebriti berada Hollywood di kubu Kamala Harris.
Umumnya mereka ini yang cenderung liberalis, penyanjung kebebasan dan pro-kesetaraan gender termasuk proaborsi, LGBT dan pernikahan sejenis.