Mary Jane Veloso, Terpidana Mati Kurir Heroin Filipina Nyaris Diperkosa Majikan Saat Kerja di Dubai
Mary Jane Veloso mendapat penangguhan hukuman mati dari Pemerintah Indonesia pada menit-menit terakhir pada bulan April 2015
Penulis: Choirul Arifin
Mary Jane kemudian memberi tahu mereka bahwa dia ada di penjara.
Beberapa jam kemudian, mereka meneleponnya lagi dan dia menceritakan kepada mereka tentang kejadian yang terjadi sebelum dia ditangkap di Indonesia.
13 Mei 2010
Keluarga Mary Jane pergi ke rumah Tintin di Talavera. Tintin meminta mereka untuk “diam, jangan beritahu siapa pun, dan jangan dekati media.”
Tintin juga diduga memberi tahu mereka bahwa jika mereka tidak berdiam diri, Mary Jane dan anggota keluarga lainnya akan berada dalam bahaya besar karena “dia (Tintin) adalah anggota sindikat narkoba internasional.”
Tintin juga diduga memberi tahu mereka bahwa sindikat tersebut akan menghabiskan jutaan dolar untuk mengeluarkan Mary Jane dari penjara.
Agustus 2010
Keluarga Mary Jane memutuskan untuk pergi ke Manila meskipun Tintin telah memperingatkan untuk meminta bantuan dari beberapa media.
Mereka juga mendatangi Departemen Luar Negeri (DFA) untuk melaporkan kasus Mary Jane. Mereka bertemu petugas kasus Patricia Mocom, yang berjanji akan membantu mereka dan membantu Mary Jane.
Sejak itu, keluarga tersebut kembali ke DFA Manila untuk meminta kabar terkini mengenai kasus Mary Jane.
Mereka juga meminta bantuan walikota dan gubernur, serta Biro Investigasi Nasional, polisi dan pihak berwenang di Kota Cabanatuan.
Mereka diberitahu oleh NBI bahwa mereka tidak dapat mengajukan pengaduan apa pun terhadap Tintin karena kurangnya bukti.
4 Oktober 2010
Jaksa penuntut umum Indonesia Sri Anggraeni menyampaikan di Pengadilan Negeri Sleman rekomendasi hukuman penjara seumur hidup sebagai hukuman atas pelanggaran yang dilakukan Mary Jane.