Rusia Upgrade Drone Kamikaze Iran Shahed-136 Pakai AI Buat Terobos Pertahanan Ukraina
Tujuan modernisasi drone Iran oleh Rusia ini adalah untuk menerobos sistem pertahanan udara Ukraina dengan menggunakan kecerdasan buatan
Penulis: Hasiolan Eko P Gultom
Pada akhirnya, integrasi AI ke dalam drone Shahed-136 dan Geran-2 dapat mengubah lanskap taktis, tetapi tidak menjamin perubahan besar.
Sementara peningkatan ini membuat drone lebih tangguh, kemampuannya untuk secara konsisten mengatasi sistem pertahanan udara canggih bergantung pada kecanggihan algoritma AI, ketahanannya terhadap peperangan elektronik, dan skala penyebarannya.
Bagi Ukraina, untuk tetap unggul, diperlukan investasi berkelanjutan dalam pertahanan udara berlapis, teknologi anti-gerombolan, dan kemampuan peperangan elektronik untuk menetralisir ancaman yang terus berkembang ini.
Rusia telah meningkatkan produksi pesawat nirawak Shahed-136, yang dikenal di dalam negeri sebagai Geran-2, secara signifikan melalui kerja sama dengan Iran. Produksi pesawat nirawak ini dilaporkan terpusat di fasilitas seperti kompleks industri Alabuga di Tatarstan.
Rusia telah menyederhanakan desain asli Iran untuk mengefisienkan produksi dan mengurangi biaya. Ini termasuk modifikasi rangka pesawat, elektronik, dan bahkan penggunaan versi mesin MD-550 yang lebih murah yang bersumber dari China.
Penyesuaian ini memungkinkan Rusia mempertahankan kapasitas produksi bulanan hingga 900 drone, peningkatan substansial dibandingkan fase sebelumnya.
Drone Lain Rusia
Selain Geran-2, Rusia juga memproduksi pesawat nirawak kamikaze lainnya.
Contoh yang menonjol termasuk amunisi terbang Lancet, yang dikembangkan oleh ZALA Aero, yang memiliki kemampuan penargetan yang lebih baik dan desain yang lebih ringkas dibandingkan dengan pesawat nirawak yang lebih besar seperti Shahed.
Lancet sering digunakan untuk menyerang target peralatan dan infrastruktur militer.
Drone lain yang patut dicatat adalah Gerbera, yang dilaporkan digunakan dalam salvo terkoordinasi untuk menghancurkan pertahanan Ukraina.
Lonjakan produksi pesawat tak berawak telah memungkinkan Rusia untuk melancarkan serangan rutin dan ekstensif terhadap Ukraina, menggunakan pesawat tak berawak untuk mengidentifikasi dan mengeksploitasi kelemahan dalam sistem pertahanan udara.
Kampanye tanpa henti ini menyoroti pentingnya amunisi loitering dalam peperangan modern, khususnya dalam kemampuannya untuk menguras habis dan menghindari pertahanan udara canggih seperti sistem Patriot dan NASAMS.
Namun, mempertahankan tingkat produksi yang tinggi sangat bergantung pada akses ke komponen impor, terutama dari China dan pemasok internasional lainnya.
(oln/BM/*)
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.