Mantan Presiden Suriah Bashar al-Assad Terkonfirmasi Berada di Rusia, Pejabat Putin: Dia Aman
Pejabat Rusia mengkonfirmasi keberadaan Bashar al-Assad. Wakil Menteri Luar Negeri Rusia mengatakan bahwa Assad kini aman.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Facundo Chrysnha Pradipha
TRIBUNNEWS.COM – Rusia telah membawa mantan Presiden Suriah, Bashar al-Assad, dengan aman ke Rusia, ujar Wakil Menteri Luar Negeri negara itu, Sergei Ryabkov, kepada NBC News dalam sebuah wawancara eksklusif yang disiarkan pada Selasa (10/12/2024).
"Dia aman, dan ini menunjukkan bahwa Rusia bertindak sebagaimana mestinya dalam situasi yang luar biasa seperti ini," kata Ryabkov.
Namun, Ryabkov menolak menjelaskan lebih lanjut mengenai detail kejadian atau bagaimana proses tersebut berlangsung.
Pada Senin (9/12/2024), Kremlin menyatakan bahwa Presiden Rusia Vladimir Putin telah membuat keputusan untuk memberikan suaka kepada Assad.
Ketika ditanya apakah Rusia akan menyerahkan Assad untuk diadili, Ryabkov menjawab: "Rusia bukan pihak dalam konvensi yang membentuk Mahkamah Pidana Internasional (ICC)."
Rusia telah mendukung Suriah sejak awal Perang Dingin.
Rusia pertama kali mengakui kemerdekaan Suriah pada tahun 1944, saat Damaskus berusaha melepaskan diri dari kekuasaan kolonial Prancis.
Pada Selasa, pemimpin sementara Suriah yang baru, Mohammed al-Bashir, mengumumkan bahwa ia akan mengambil alih negara tersebut sebagai perdana menteri sementara dengan dukungan dari para mantan pemberontak yang menggulingkan Assad.
Secara terpisah, Ryabkov juga menyebutkan bahwa Rusia siap mempertimbangkan pertukaran tahanan lagi, serupa dengan pertukaran yang terjadi pada Agustus, yang melibatkan wartawan Wall Street Journal Evan Gershkovich dan mantan Marinir AS Paul Whelan.
"Kesepakatan baru akan menjadi langkah maju yang sehat, terutama pada awal pemerintahan berikutnya," ujar Ryabkov kepada NBC, sambil menambahkan bahwa ia tidak ingin mendahului apa pun.
Apa yang Terjadi di Suriah? Penjelasan Singkat
Mengutip Hindustan Times, berikut poin-poin penjelasan singkat tentang situasi di Suriah:
Baca juga: Netanyahu Peringatkan Penguasa Baru Suriah: Jika Nekat Dukung Iran, akan Bernasib Sama dengan Assad
Perang Saudara Suriah dimulai pada tahun 2011 sebagai bagian dari Musim Semi Arab (Revolusi Timur Tengah), yang mengakibatkan jatuhnya berbagai rezim di dunia Arab.
Meskipun Bashar al-Assad awalnya tampak goyah, situasi berubah ketika Rusia dan Iran membantunya mengusir para pemberontak.
Suriah terus dilanda perang saudara sejak saat itu, namun mengalami periode yang relatif tenang dalam beberapa tahun terakhir karena Tentara Suriah dan sekutunya berhasil menahan para pemberontak.