Alasan AS Akui Sudan Lakukan Genosida tapi Abaikan Kekejaman Israel di Gaza
Alasan Pemerintah Amerika Serikat (AS) mengakui Pasukan Dukungan Cepat Sudan (RSF) melakukan genosida tetapi mengabaikan kekejaman Israel di Gaza
Penulis: Andari Wulan Nugrahani
Editor: Bobby Wiratama
Kirby menyatakan bahwa kasus genosida terhadap Israel “tidak memiliki dasar fakta apa pun.”
"Apa yang kita lihat di Sudan adalah genosida, tetapi itu tidak sama dengan apa yang terjadi di Gaza," kata Kirby, Anadolu Ajansi melaporkan.
Ia melanjutkan, peristiwa yang terjadi di Gaza tidak menggambarkan tindakan sistematis yang terorganisir, dengan tujuan membunuh etnis atau kelompok tertentu, seperti yang terjadi di Sudan.
Meskipun ada banyak korban sipil dalam konflik di Gaza, Kirby menyebut hal itu tidak dapat dikategorikan sebagai genosida.
"IDF (Tentara Pertahanan Israel) tidak sengaja membunuh warga Palestina karena mereka orang Palestina," ujar Kirby.
Tindakan Kekejaman yang Sama di Gaza
Padahal ada banyak bukti-bukti yang mendukung tuduhan genosida terhadap Israel.
Sejak 7 Oktober, lebih dari 45.900 warga Palestina tewas akibat serangan udara Israel.
Tak sedikit laporan mengindikasikan penggunaan kelaparan sebagai senjata perang serta tindakan sistematis yang melibatkan penyiksaan, pemerkosaan, dan kekerasan seksual terhadap warga Palestina.
Tapi, AS tampaknya enggan menanggapi situasi ini dengan tegas.
Pada Oktober 2023, pemerintahan AS memberikan "ultimatum" kepada Israel untuk membuka akses bantuan kemanusiaan ke Gaza, wilayah kantong yang dilanda kelaparan akibat pengepungan yang dilakukan oleh Israel.
Setelah sebulan, ketika bencana kelaparan di Gaza semakin parah, Blinken tidak mengambil langkah konkret untuk mendesak Israel memenuhi tuntutan tersebut.
Bahkan, AS dilaporkan memerintahkan untuk mencabut laporan yang mengindikasikan bahwa pengepungan Israel telah menyebabkan bencana kelaparan di wilayah utara Gaza.
Negara ini menggunakan hak vetonya di Dewan Keamanan PBB untuk memblokir gencatan senjata dan mendukung Israel dalam serangan tersebut.
Di sisi lain, AS bahkan melanjutkan penjualan senjata senilai $8 miliar ke Israel pada awal 2024.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.