Amankah Operasi Gigi Bungsu Setelah Usia 41 Tahun 6 Bulan?
Setelah terjadi nyeri kepala, dokter menyarankan rontgen gigi. Ternyata hasilnya ada gigi bungsu yang miring.
Editor: Anita K Wardhani
TRIBUNNEWS.COM - Tribunnews.com membuka kontak Konsultasi yang akan dijawab Drg Anastasia Ririen
Drg R Ngt Anastasia Ririen Pramudyawati, alumnus Fakultas Kedokteran gigi Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta, siap menjawab segala pertanyaan seputar kesehatan gigi dan mulut di rubrik konsultasi gigi dan mulut Tribunnews.com.
Selama ini, perempuan kelahiran tepian Danau Tage - Epouto (Enarotali, Paniai, Papua) ini bekerja di Permata Pamulang Hospital, dan praktek pribadi D-smile di wilayah Pondok Cabe, Selatan Jakarta.
Selain itu, juga aktif menulis di www.kompasiana.com/dokteranastasiaririen dan memberikan konsultasi soal kesehatan gigi dan mulut lewat media radio, serta mengisi rubrik konsultasi di Harian Tribun Kaltim.
Bagi pembaca Tribunnews.com yang ingin melakukan konsultasi masalah gigi dan mulut, silakan mengirimkan pertanyaan melalui email: dr_anastasia_ririen@yahoo.com.
Semua jawaban akan ditayangkan di www.tribunnews.com.
Pertanyaan Pembaca
Dear Ibu Dokter yang terhormat,
Setelah terjadi nyeri kepala, dokter menyarankan rontgen gigi. Ternyata hasilnya ada gigi bungsu yang miring.
Pertanyaan saya, tetap amankah operasi gigi setelah usia 41 tahun ? Umur saya 41 tahun 6 bulan. Karena saya membaca banyak artikel menyarankan sebaiknya di usia 20 tahunan.
Mohon info. Terimakasih
Rinto
Jawaban:
Dear Bapak Rinto, terimakasih atas pertanyaannya.
Meski kalsifikasinya rata-rata dimulai pada usia 9 tahunan dan mahkotanya selesai terbentuk di usia 12-15 tahunan, gigi bungsu tumbuh terakhir di rentang usia 17-21 tahun ketika pertumbuhan tulang rahang berada di fase akhirnya. Ketika ruang tumbuh yang dibutuhkannya bisa saja ada maupun sebaliknya. Yang lantaran itu bisa memicu ragam komplikasi ketika sang gigi bungsu tidak tumbuh sempurna bila ruang tumbuhnya tidak cukup maupun bila proses pembentukan dan arah pertumbuhannya mengalami anomali.
Gigi bungsu yang tidak tumbuh sempurna memang dapat menimbulkan ragam anomali dan symptom lokal semisal pericoronitis (infeksi gusi sekitar gigi bungsu), gigi depan jadi makin berjejal, gigi sekitar gigi bungsu mudah berlubang, mencetuskan infeksi jaringan pendukung sang gigi bungsu, kejadian kista, sakit kepala, telinga berdenging, sakit leher, maupun rentetan lainnya terkait komplikasi lanjutnya hingga terpicunya anomali kesehatan organ umum secara sistemik lainnya beserta ragam symptom penyertanya yang sangat sulit disembuhkan tuntas sebelum penyebab utamanya ditentukan dengan pasti dan ditangani dengan tepat sesuai procedure.
Ketika anomali pertumbuhan pada gigi bungsu ditemukan terjadi dan didiagnose sebagai penyebab ragam anomali dan symptom yang berlangsung, maka upaya pengambilan/pencabutan gigi dimaksud merupakan sebuah tindakan utama yang akan dipertimbangkan segera.
Terkait waktu paling tepat pencabutannya, karena mahkota sang gigi selesai terbentuk di rentang usia 12-15 tahunan, maka dokter gigi berpengalaman biasanya sudah bisa memprediksi beberapa kejadian anomali yang mungkin melalui pemeriksaan tertentu semisal photo rontgen. Sehingga bisa diantisipasi sedini mungkin melalui pilihan tindakan paling ideal, dan tepat waktu. Meski pada kasus lain, anomali tidak selalu mudah diprediksi kemunculannya.
Dan, bila telah diyakini adanya anomali, seyogyanya segera dilakukan tindakan yang sesuai. Pada kasus tertentu ketika upaya pencabutan gigi menjadi tindakan tepat yang musti dilakukan, maka tindakan dapat segera direncanakan dan dilakukan secara dini sebelum anomali terlanjur berimbas melanjut makin mengganggu/parah.
Tetapi, apabila kondisi anomali baru terdeteksi setelah usia 41 tahun 6 bulan seperti yang Bapak sedang alami, sepanjang dari hasil pemeriksaan lengkap diketahui bahwa tidak ada kontraindikasi pada Bapak, maka tindakan tersebut bisa saja dilakukan. Saran saya, dilakukan oleh dokter gigi berkompeten maupun langsung ke dokter gigi spesialis bedah mulut, Bapak..
Bapak akan menjalani beberapa pemeriksaan pendahuluan dan pendukung lengkap agar diperoleh diagnose tepat, dan rencana perawatannya benar-benar sesuai dan procedural. Insya Allah..aman. Mohon juga dengan berdoa, yea Bapak.. Sebab seideal apapun upaya sang Dokter, semua tergantung pada restu dan kemudahan Tuhan semata.
Demikianlah, Bapak... Semoga penjelasan saya dapat dipahami dan bermanfaat. Bila masih ada yang hendak ditanyakan, silakan kembali mengajukan pertanyaan pada saya melalui alamat email saya: dr_anastasia_ririen@yahoo.com maupun langsung ke pin BB saya: 7632C4DD. Salam sehat, ya.