Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Pahami Kesehatan Jiwa Dengan Menonton Film-film Ini

Pekan Proyeksi Jiwa diisi dengan kegiatan menonton film tentang kesehatan jiwa dan dilanjutkan dengan diskusi film tersebut.

Editor: Robertus Rimawan
zoom-in Pahami Kesehatan Jiwa Dengan Menonton Film-film Ini
Thinkstock
Ilustrasi. 

TRIBUNNEWS.COM  - Menyambut Hari Kesehatan Jiwa Sedunia pada 10 Oktober 2015 mendatang, Universitas Katolik Indonesia Atma Jaya menggelar Pekan Proyeksi Jiwa pada 5-8 Oktober 2015.

Pekan Proyeksi Jiwa diisi dengan kegiatan menonton film tentang kesehatan jiwa dan dilanjutkan dengan diskusi film tersebut.

Ketua Panitia yang juga Ketua Program Studi Magister Psikologi Unika Atma Jaya, Eunike Sri Tyas Suci mengungkapkan, pemutaran film ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran dan mendapatkan dukungan dari masyarakat mengenai kesehatan jiwa.

"Kita ingin menyampaikan pesan yang bisa dengan mudah diterima oleh masyarakat.

Lewat film kita berharap masyarakat memahami dan menjaga martabat orang dengan kesehatan jiwa," terang Tyas di Unika Atma Jaya, Jakarta, Senin (5/10/2015).

Film utama yang ditayangkan yaitu seri film dokumenter karya seorang antropolog dan psikiater transkultural, Robert Lemelson.

Semua film merupakan kisah nyata yang terjadi di Jawa dan Bali, yaitu Memory of My Face, Bird Dancer, Shadows and Illumination, Ritual Burden, Family Victim, dan Kites and Monster. Film lainnya, yaitu Beautiful Mind, Pertanyaan Untuk Bapak, Silver Lining Playbooks, Still Alice, Girl Interrupted, dan Berikan Kami Harapan.

Berita Rekomendasi

Film tersebut akan ditayangkan di Universitas Atma Jaya pada 5-8 Oktober 2015. Dokter Spesialis Kesehatan Jiwa Mahar Agusno mengatakan, memahami kesehatan jiwa penting untuk menghapus stigma terhadap orang dengan ganggguan jiwa.

Sama halnya dengan sakit secara fisik, orang dengan gangguan jiwa juga bisa diobati.

Namun, tak hanya pengobatan secara medis, mereka juga butuh rehabilitasi sosial. Di sinilah pentingnya dukungan dari keluarga dan masyarakat sekitar.

"Saya berharap pandangan masyarakat tentang gangguan jiwa lebih baik, sehingga orang dengan gangguan jiwa mendapat penanganan sebaik-baiknya," kata Mahar.(*)

Sumber: Kompas.com
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas