Awasi Anak Kita! Jangan Lakukan Skip Challenge, Bahayanya Bisa Merusak Otak Secara Permanen
Pingsan atau pass out terjadi akibat aliran darah dan oksigen ke otak terhenti oleh tekanan tadi. Efeknya tentulah sangat berbahaya.
Editor: Anita K Wardhani
"Memang benar yang diinginkan adalah efek keleyengan," kata spesialis anestesi, dr. Aryati W. Partodimulyo, SpAn.
"Orang lain melihatnya anak ini pingsan dan kejang. Sebetulnya, kejadian itu sama seperti kalau kita mau pingsan betulan; mata berkunang-kunang dan gelap, kepala terasa berat dan berputar. Namun, karena dalam permainan ini si pelaku sudah siap pingsan, maka rasanya jadi enak. Seperti orang yang mau naik roller coaster saja. Sebetulnya, kan, dijungkirbalik di roller coaster tidak enak, tapi karena kita sudah siap, rasanya jadi beda... jadi enak... dan sensasi petualangan itulah yang dicari."
Seperti bisa dilihat di video-video yang beredar saat ini, di sekolah anak-anak melakukan #skipchallenge atau #passoutchallenge sambil bercanda dengan cara menekan dada temannya sekuat tenaga hingga pingsan.
Pingsan atau pass out terjadi akibat aliran darah dan oksigen ke otak terhenti oleh tekanan tadi. Efeknya tentulah sangat berbahaya.
"Kejadian otak kekurangan oksigen atau hipoksia, jika berlangsung lebih dari 4 menit bisa menimbulkan kerusakan otak permanen hingga kematian," kata Aryati mewanti-wanti.
"Jikapun anak tetap hidup dengan otak yang rusak atau infark, ia akan mengalami kelumpuhan seperti orang stroke."
Ironisnya, anak-anak seperti mengabaikan fakta bahwa korban sudah berjatuhan. Tidak heran, beredarnya kumpulan video #skipchallenge atau #passoutchallenge di sekolah langsung membuat heboh dunia pendidikan.
Para orangtua dan guru langsung pasang kuda-kuda untuk melakukan pengawasan lebih melekat.
Ditambah lagi sudah ada penyataan dari Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Muhadjir Effendy serta Menteri Kesehatan Nila Djuwita F. Moeloek yang menyatakan #skipchallenge atau #passoutchallenge berbahaya sehingga harus dihentikan.