Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Teknologi Sel Punca, di Indonesia Masih Kontroversi di Jepang Dikembangkan

dalam bidang penelitian dan penggunaannya tidak terlepas dari masalah etika terutama penggunaan dan pemanfaatan sel punca yang berasal dari embrio

zoom-in Teknologi Sel Punca, di Indonesia Masih Kontroversi di Jepang Dikembangkan
net
ilustrasi sel punca 

Di Jepang, Shinya Yamanaka-peraih Penghargaan Nobel tahun 2012 di bidang fisiologi atau kedokteran bersama dengan John B. Gurdon atas penemuan bahwa sel-sel yang matang dapat diprogram kembali untuk menjadi pluripoten.

Pada tahun 2010, dua tahun sebelum menerima Penghargaan Nobel untuk karyanya, Shinya Yamanaka memulai suatu program yang disebut CiRA, Pusat Riset dan Penerapan Sel iPS, dengan misi menggunakan sel iPS untuk terapi baru dalam dunia medis.

Dan sebagai pelopor dunia dalam riset dan produksi asam amino, Ajinomoto Co. secara alami terlibat dalam proyek kerjasama dalam mengembangkan media kultur yang ideal untuk riset sel iPS CiRA.

Ajinomoto Co telah menerapkan keahliannya dalam asam amino untuk mengembangkan bidang farmasi selama lebih dari 60 tahun.

Pada tahun 1956, Ajinomoto Co menjadi perusahaan pertama di dunia yang memproduksi kristal asam amino untuk keperluan infus, produk nutrisi enteral, dan bahan-bahan farmasi.

Selanjutnya, Ajinomoto Co mengembangkan serangkaian diet unsur dasar (elemental) dan obat-obatan lainnya. Dengan demikian Ajinomoto Co memang merupakan mitra yang tepat untuk mengembangkan media kultur bagi CiRA.

Di tahun 2010, Shinya Yamanaka membuat suatu program yang disebut CiRA, Pusat Riset dan Penerapan Sel iPS, dengan misi menggunakan sel iPS untuk terapi baru dalam dunia medis. Salah satu yang dikembangkan saat ini adalah StemFit.

Berita Rekomendasi

StemFit merupakan media kultur dengan kualitas dan performa tinggi. Proliferasi sel dalam media kultur StemFit memiliki laju pertumbuhan tinggi. Hal ini tidak saja menjadikan riset lebih efisien, tetapi juga lebih hemat biaya.

Seperti diketahui, salah satu hambatan terbesar dalam obat regeneratif dengan menggunakan sel iPS adalah biaya dan waktu yang diperlukan untuk memproduksi sel iPS dari sel somatik, sehingga stok yang tersedia bagi lembaga riset dan rumah sakit di seluruh dunia ini diharapkan memberikan dampak positif yang besar.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2025 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas