Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Nina, Penderita Thalasemia Bertahan Hidup dengan Transfusi Darah dan Usaha Katering

Sejauh ini, obat-obat yang menopang penderita thalasemia bertahan hidup, masih bisa di-cover oleh asuransi kesehatan di BPJS Kesehatan.

Penulis: Choirul Arifin
zoom-in Nina, Penderita Thalasemia Bertahan Hidup dengan Transfusi Darah dan Usaha Katering
IST
Anak-anak penyandang thalasemia di acara CSR 'Fun Day With Daihatsu, Bahagia, Ceria Sahabat Thalasemi Bersama DKeceriaan aihatsu' yang digelar Daihatsu Cabang Jayakarta bersama Yayasan Thalasemi Indonesia di Ocean Dream, Ancol, Jakarta, Rabu (10/10/2018). (IST) 

Feriplox diminum untuk mengurangi kadar zat besi (produksi berlebih) dalam tubuh penderita.

"Obat ini nama umumnya adalah obat kelasi besi. Ada 3 macam yang beredar, yakni Feriplox, Exjade, Dandesferal," kata Indri.

Untuk obat oral ada dua macamm yakni Feriplox dan Exjade. Satu obat lainnya adalah Desferal, disuntik dengan cara subcutan dengan Syringe Pump. 

Untuk membantu pengobatan para pasien thalasemia ini, Daihatsu Cabang Pangeran Jayakarta mendonasikan 24 unit Syringe Pump ke Yayasan Thalasemi Indonesia.

Alat ini selanjutnya disebar ke 7 rumah sakit di Jakarta untuk kebutuhan transfusi darah anak-anak penyintas thalasemia.

Indri menambahkan, obat kelasi besi harus diminum untuk mengeluarkan zat besi dari dalam tubuh. untuk mengetahui seberapa banyak zat besi di dalam tubuh penderita thalasemia, yang bersangkutan harus menjalani pemeriksaan darah feritin 3 bulan sekali.

Ini sekaligus untuk mengetahui jenis obat kelasi besi apa yang harus dikonsumsinya. 

BERITA REKOMENDASI

Pada penderita thalasemia produksi zat besi biasanya cukup tinggi dan mereka harus selalu rutin menjalani pemeriksaan darah feritin 3 bulan sekali dan menjalani MRI T2 Star untuk mengetahui apakah organ dalam tubuhnya ada tumpukan zat besi atau tidak.

Misalnya di otak, paru paru, pankreas. Alat untuk MRI T2 Star ini saat ini dimiliki di RSCM Jakarta.

 "Kepatuhan pasien sangat berperan dalam mengonsumsi obat ini. Dokter hematologi akan menentukan jenis obat apa yang harus diminun pasien. Pasien juga tidak bisa sembarangan mengganti-ganti minum obat semacam ini, karena harus mengacu pada hasil pemeriksaan dan kondisi berat badan pasien," beber Indri.

Itu sebabnya, rumah sakit yang membuka layanan thaasemia ini harus memiliki dokter hematologi. Ada dokter hematologi anak dan dokter hematologi dewasa.

Penulis: Choirul Arifin


Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas