Sering Mengantuk Setelah Makan? Ini Penjelasan dan Faktor Penyebabnya Secara Medis!
Sering merasa ngantuk setelah makan? Ternayata makanan yang kita konsumsi bisa mempengaruhinya, ini penjelasannya secara medis!
Penulis: Fitriana Andriyani
Editor: Sri Juliati
Karena glukosa dibutuhkan oleh sel kita untuk menghasilkan energi, insulin sangat penting untuk aktivitas dan tingkat energi kita sehari-hari.
Masalahnya muncul ketika kita makan terlalu banyak jenis makanan ini.
Ketika kita mengisi makanan bertepung, kadar glukosa darah kita melonjak dan kelebihan insulin disekresikan ke dalam aliran darah untuk mengelola jumlah glukosa yang sangat banyak tersebut.
Karena tindakan konstan oleh insulin pada sel-sel tubuh untuk menurunkan kadar glukosa darah kronis tinggi, sel-sel kita mengembangkan resistensi terhadap aksi insulin.
Resistensi insulin ini benar-benar berita buruk bagi tubuh, sejak saat itu menjadi sangat sulit untuk mengelola kadar glukosa darah.
Dan tingkat energi juga akan mulai berkurang, karena insulin tidak dapat lagi merangsang glukosa untuk masuk ke dalam sel.
Pada saat itulah kita akan menerima serangan rasa kantuk ryang tak tertahankan.
Karena kadar gula darah kita yang tinggi setelah makan makanan bertepung dan ketidakmampuan insulin untuk memasukkannya ke dalam sel kita karena resistensi insulin, tubuh mulai mengubah glukosa menjadi lemak untuk disimpan.
Proses konversi ini sangat membebani cadangan energi tubuh dan menghasilkan kantuk setelah makan yang dialami hampir setiap orang.
Baca: 12 Khasiat Kesehatan Buah Delima, Bisa Turunkan Tekanan Darah hingga Obati Nyeri Sendi
Baca: Ahli Kesehatan Malaysia Ungkap Dampak Psikis dari Prank Hitamkan Mata Anak yang Kecanduan Gadget
2. Aktivitas Otak
Berbagai makanan juga menyebabkan perubahan aktivitas otak dengan mempengaruhi satu atau lebih bahan kimia di otak.
Karbohidrat, misalnya, memberi tubuh kita prekursor yang diperlukan untuk sintesis neurotransmitter serotonin, yang menenangkan kita.
Oleh karena itu masuk akal bahwa makan makanan kaya berkarbohidrat akan menghasilkan kelebihan serotonin.
Hal itulah yang menyebabkan kita menjadi terlalu tenang dan santai, juga dikenal sebagai "tertidur".
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.