Mengenali Hantavirus yang 'Bikin Ramai' Media Sosial di Tengah Wabah Virus Corona
Meski kini dunia tenga dilanda virus corona, tidak ada indikasi hantavirus akan menjadi pandemi selanjutnya.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Malvyandie Haryadi
Peneliti mencurigai orang-orang bisa sakit jika mereka makan makanan yang terkontaminasi oleh urin, kotoran atau air liur dari hewan pengerat yang terinfeksi.
Dalam kasus yang jarang terjadi, virus dapat menyebar jika tikus yang terinfeksi menggigit seseorang.
Catatan: CDC menyatakan bahwa hantavirus yang terjadi di Amerika Serikat tidak dapat ditularkan dari satu orang ke orang lain, seperti dari menyentuh atau mencium seseorang, atau dari petugas kesehatan yang merawat seseorang dengan penyakit itu.
Hanya Chili dan Argentina yang melaporkan beberapa kasus penularan dari orang ke orang yang jarang terjadi di antara kontak dekat seseorang yang terkana "Virus Andes" hantavirus.
3. Bagaimana pengobatannya? Apakah ada vaksinnya?
CDC mengungkapkan tidak ada pengobatan khusus atau vaksin untuk infeksi hantavirus.
Pasien hantavirus akan menjalani perawatan di ruang perawatan intensif.
Dalam perawatan intensif, pasien diintubasi dan diberi terapi oksigen untuk membantu mereka yang mengalmi kesulitan pernapasan parah.
Mereka yang menderita HFRS (demam berdarah dengan sindrom renal) juga dapat dihubungkan ke infus untuk mengelola cairan dan elektrolitnya.
Ada pula pasien memerlukan dialisis untuk kasus-kasus parah.
Jadi, badan kesehatan merekomendasikan bahwa jika Anda berada di sekitar tikus dan memiliki gejala demam, sakit otot yang dalam dan sesak napas yang parah, segera periksakan diri ke dokter.
4. Seberapa bahayanya hantavirus?
Pasien yang mengalami HPS (hantavirus pulmonary syndrome) dan HFRS (demam berdarah dengan sindrom ginjal) dapat berakibat fatal.
HPS memiliki tingkat kematian 38%.
Bergantung pada virus mana yang menyebabkan HFRS, kematian terjadi pada kurang dari 1% hingga 15% pasien.
Tetapi kedua hal ini juga sangat jarang.
Beberapa pasien memiliki waktu pemulihan yang lama, bisa seminggu atau berbulan-bulan.
Tapi banyak pula pasien yang cepat pulih tanpa mengalami berbagai macam komplikasi.
5. Siapa yang paling rentan terkena hantavirus?
Siapa pun, sehat atau tidak, yang bersentuhan dengan tikus yang membawa hantavirus berisiko terkena sindrom paru hantavirus (HPS).
Mereka yang hidup dengan di lingkungan yang banyak terdapat hewan pengeratnya adalah mereka yang paling berisiko, kata CDC.
Selain itu, aktivitas apa pun yang membuat seseorang berhubungan dengan kotoran hewan pengerat, urin, air liur atau sarangnya, dapat meningkatkan kemungkinan infeksi.
Di AS, orang-orang di daerah pedesaan lebih mungkin untuk melakukan kontak dengan virus.
Seperti wabah tahun 2012 yang melibatkan 10 kasus pada orang yang sempat mengunjungi Taman Nasional Yosemite.
Atau ada pula wabah hantavirus 2017 yang menjangkiti 17 orang di 11 negara bagian, yaitu Colorado, Georgia, Illinois, Iowa, Minnesota, Missouri, Pennsylvania, Carolina Selatan, Tennessee, Utah, dan Wisconsin.
6. Bagaimana cara mencegah terkena hantavirus?
Hal terbaik yang bisa Anda lakukan adalah menjauhkan diri dari tikus, baik di rumah, di tempat kerja atau di mana pun.
Di rumah, tutup semua lubang atau celah di rumah, apartemen, atau garasi yang bisa membuat tikus masuk.
Pasang perangkap di dalam dan di sekitar rumah Anda untuk memerangi kutu tikus.
Tutup dan bersihkan makanan yang mudah diambil tikus.
Sanitasi adalah kuncinya.
Anda juga perlu melakukan tindakan pencegahan sebelum membersihkan ruang yang bisa menjadi lokasi kutu tikus.
Pertama, beri ventilasi dengan membuka pintu dan jendela setidaknya selama 30 menit.
Pastikan Anda memakai sarung tangan karet, lateks atau vinil.
Kemudian, jangan mengaduk debu dengan menyapu atau menyedot kotoran atau sarang.
Lebih baik, semprotkan area dengan desinfektan, atau campuran pemutih dan air, dan biarkan meresap selama lima menit.
Gunakan tisu untuk mengambil air seni dan kotoran tikus, lalu buang di tempat sampah.
Terakhir, semprot desinfektan barang-barang yang mungkin telah terkontaminasi oleh air seni atau kotoran tikus.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)