Susu Kental Manis di Paket Bansos Tidak untuk Bayi, Ini Alasannya
SKM harus digabung dengan makanan lain seperti pepaya, sirup kan itu jadi campuran tapi itu juga tidak menjadi sumber gizi utama
Editor: Eko Sutriyanto
Oleh karena itu, penyertaan makanan instan dan SKM di dalam bantuan sembako untuk masyarakat terdampak Covid-19 harus bisa digantikan dengan bahan pangan lain yang bergizi.
“Paling ideal adalah pasti ada beras. Tapi kalau di daerah tersebut ada pangan lokal yang biasa dikonsumsi masyarakat, misalmya sagu, jagung, atau sorgum, itu bisa dimasukkan," katanya.
Agus Pambagio, Pengamat Kebijakan Publik, juga ikut menyoroti isi paket bansos ke masyarakat ini.
Dia sangat menyayangkan paket-paket bansos yang isinya masih banyak yang menyisipkan susu kental manis atau krim kental manis.
“Jadi itu seharusnya tidak lagi dipakai untuk bansos. Apalagi SKM, itu kan masih dianggap sebagai susu yang bergizi bagi anak-anak oleh orang tua di kota-kota kecil terutama desa, padahal itu tidak baik bagi kesehatan mereka karena mengandung banyak gula,” tandasnya.
Dr.dr. Tubagus Rachmat Sentika Sp.A.MARS, Anggota Satgas Tumbuh Kembang Anak PB IDAI bahkan menegaskan bahwa SKM ini dilarang, tidak boleh untuk anak-anak di bawah 18 tahun.
“Hukumnya haram menggunakannya karena gulanya sangat tinggi. Proteinnya 15 persen, dikasih tepung terigu 8 persen. Kalau anak balita dikasih minum SKM ini, nanti semua jadi gemuk badannya tapi otaknya kosong. Jadilah goblok permanen,” katanya.