Efek Samping Kemoterapi Pasien Kanker, Muntah hingga Gangguan Seksualitas Tapi Bisa Diminimalisir
Efek samping yang ditimbulkan dari kemoterapi juga berbeda-beda, yaitu ada yang bersifat ringan dan ada pula yang memerlukan penanganan dokter.
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Fauzi Alamsyah
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengobatan kanker memang mengakibatkan efek samping bagi para pasien yang mengidap kanker.
Adapula satu dari beberapa pengobatan kanker adalah kemoterapi.
Jenis pengobatan kemoterapi yang diberikan akan tergantung pada jenis, lokasi, stadium, penyebaran sel kanker, dan kondisi kesehatan pasien kanker.
Efek samping yang ditimbulkan dari kemoterapi juga berbeda-beda, yaitu ada yang bersifat ringan dan ada pula yang memerlukan penanganan dokter dengan segera.
Menurut Ns. Ni Made Adi Yudari, S.Kep, saat acara live di Instagram @radiokesehatan, ia menyatakan jika pasien kanker sedang menjalani pengobatan akan terkena efek samping bagi pasien.
Baca juga: Thalita Latief Pendam Masalah Pernikahannya dengan Dennis Lyla Sampai Terkena Kanker Tiroid
Baca juga: Seandainya Anak Penderita Kanker Dinyatakan Positif Covid-19, Ahli Sebut Kemoterapi Harus Ditunda
"Efek samping pasti akan terjadi karena setiap pengobatan apalagi kemoterapi," kata Made Adi, saat live Instagram di Radio Kesehatan, Rabu (7/4/2021).
Namun, efek samping tersebut menurutnya tidak lah permanen, melainkan tergantung dari kondisi sang pasien.
"Efek samping itu tidak permanen selama pengobatan masih dilajukan efek samping itu pasti masih terjadi hanya setiap reaksi tiap individu terhadap efek samping itukan berbeda-beda tergantung kondisi kesehatannya, psikologinya," ucapnya
Memang efek samping akan tetap terjadi, namun para dokter tetap mengupayakan untuk meminimalisir terjadinya efek samping.
"Tetapi efek samping itu akan selalu diupayakan diminimalkan dengan persiapan yang optimal. Efek samping itu pasti akan terjadi," katanya.
Pada umumnya efek samping yang biasa ditimbulkan adalah mual-muntah, nafsu makan menurun, sariawan, tenggorokan kering, serta gangguan seksualitas.
Sedangkan dalam kasus efek samping yang paling berbahaya adalah infeksi sekunder.
Infeksi sekunder adalah infeksi pada kulit yang muncul bersamaan dengan infeksi kulit yang sebelumnya sudah ada