Ini Tips Menghindari Cidera dari Fisioterapis untuk Para Atlet
Mengecek kondisi tubuh atlet merupakan aktivitas seorang fisioterapis. Ia bisa meminimalisir cidera saat bertanding.
Editor: cecep burdansyah
Kalau bicara soal cedera dalam olahraga, apakah bisa diminimalisasi?
Sangat bisa. Contohnya sakit stroke. Stroke bukan penyakit yang muncul tiba-tiba, melainkan ada sesuatu yang memantik, semisal diabetes, hipertensi, atau kolesterol.
Nah, faktor risiko menuju stroke tersebut yang seharusnya kita kontrol.
Demikian pula dengan cedera. Cedera berarti ada kerusakan di struktur tubuh.
Entah tulang, sendi, otot, tendon, ligamen, meniskus, atau lainnya. Ada beberapa faktor yang memengaruhi. Satu di antaranya pemanasan yang kurang baik.
Contoh lain, begadang sebelum melakukan aktivitas olahraga pada hari berikutnya juga sangat berpengaruh.
Sebab, suplai oksigen ke otak menjadi tidak sebaik biasanya. Akibatnya, seseorang merasa mengantuk serta kurang konsentrasi.
Pemanasan seperti apa yang umumnya harus dilakukan sebelum berolahraga?
Pemanasan yang baik harus menyesuaikan olahraga yang bakal dilakoni.
Sebagai misal akan berolahraga futsal, sepak bola, atau basket, pemanasan yang dilakukan lebih kepada aktivasi otot. Jangan justru pemanasan static stretching.
Sebelum bermain futsal, sepak bola, atau basket, sebaiknya lakukan dynamic stretching atau pemanasan sambil bergerak.
Tujuannya untuk membuat tubuh beradaptasi. Sebab, saat bertanding, benturan tidak bisa dihindari.
Lain hal, kalau akan berolahraga yang dipisahkan oleh net atau jaring seperti bulu tangkis atau tenis, lebih disarankan melakukan dynamic stretching tapi fokus ke lari pendek dan gerakan eksplosif. Prosesnya lebih ke posisi static.
Apakah ada makanan khusus yang harus dikonsumsi untuk meminimalisasi potensi cedera?