Penyandang Autisme Naik, Kemasan Plastik Mengandung BPA Diduga Jadi Salah Satu Penyebabnya
Jumlah penderita anak Autisme di Indonesia sekitar 2.4 juta. Jumlah ini naik terus dari tahun ke tahun.
Penulis: Anita K Wardhani
Editor: Choirul Arifin
Guru besar Departemen Teknik Kimia Universitas Diponegoro, Prof. Dr Andri Cahyo Kumoro, S.T., M.T memberi pemahaman bagaimana zat BPA bisa lepas dari plastik polycarbonat.
Pelecutan zat BPA itu bisa terjadi apabila ada pemanasan dan gesekan. Dan kemungkinan terjadinya pelecutan atau migrasi BPA ke air yang paling mungkin terjadi di kota besar.
Misal galon guna ulang, kalau beredar di kota pasti frekwensinya lebih tinggi bila di banding bukan di kota.
"Di kota besar siklusnya lebih cepat. Di depo-depo isi ulang. Saya melihat di beberapa daerah membersihkan secara tradisional. Yang penting cepat, harusnya menggunakan sikat yang lembut sehingga kemungkinan kecil terjadinya pelecutan BPA," ungkap Prof. Andri.
Dengan fakta - fakta penelitian bahwa BPA sebagai salah satu faktor penyebabnya beberapa penyakit, dirinya sangat mendukung jika dilakukan pelabelan.
"Banyak konsumen tidak tahu simbol 7 itu artinya apa? Hanya produsen yang paham atau mereka yang berkecimpung di bidang ini," ungkap Prof Andri.
Karena banyak masyarakat tidak paham kode-kode dalam kemasan tersebut, lebih baik kemasan mengandung BPA di beri label agar tidak dikonsumsi oleh bayi, balita dan janin pada ibu hamil.