Demam Tifoid atau Tifus: Penyebab, Gejala, dan Pencegahan dengan Vaksinasi Rutin
Pengertian dan gejala demam tifoid atau biasa dikenal sebagai tifus atau tipes, kerap diderita oleh masyarakat Indonesia di berbagai kelompok usia.
Penulis: Wahyu Gilang Putranto
Editor: Sri Juliati
TRIBUNNEWS.COM - Demam tifoid atau biasa dikenal sebagai tifus atau tipes, kerap diderita oleh masyarakat Indonesia di berbagai kelompok usia.
Dikutip dari Pedoman Pengendalian Demam Tifoid yang diterbitkan Menteri Kesehatan tahun 2006, demam tifoid di Indonesia bersifat endemik dan merupakan masalah kesehatan masyarakat.
Dari telaah kasus di rumah sakit besar di Indonesia, kasus tifoid menunjukkan kecenderungan meningkat dari tahun ke tahun.
Rata-rata kesakitan mencapai 500/100.000 penduduk dengan tingkat kematian antara 0,6 hingga 5 persen.
Dokter spesialis anak dari RS Kasih Ibu Solo, dr MN Ardi Santoso menjelaskan, demam tifoid merupakan infeksi yang disebabkan oleh bakteri Salmonella Typhi.
Baca juga: Pemerintah Siapkan 350 Juta Dosis Vaksin Booster untuk Januari hingga Juni 2022
"Biasanya menyebar melalui makanan yang terkontaminasi, atau air yang kotor, baik untuk dikonsumsi maupun keperluan sanitasi," ungkap Ardi kepada Tribunnews.com, Selasa (18/1/2022).
Dokter Ardi mengatakan, sejumlah gejala demam tifoid memiliki antara lain :
- Demam berkepanjangan
- Kelelahan
- Sakit kepala
- Mual
- Konstipasi atau diare
- Nyeri di abdomen
- Kadang muncul ruam pada kulit
Dapat Dicegah dengan Vaksinasi
Dokter Ardi mengungkapkan, imunisasi atau vaksinasi tifoid dapat dilakukan mulai usia 2 tahun.
"Vaksinasi tifoid dapat diulang sampai dewasa," ungkap Ardi.
Untuk anak, vaksin tifoid dapat diulang setiap tiga tahun.
Begitu pula orang dewasa, vaksinasi dapat dilakukan kapan saja dan diulang setiap tiga tahun.
Dengan vaksinasi tersebut, meminimalisir kambuhnya tifus atau demam tifoid di kemudian hari.
(Tribunnews.com/Gilang Putranto)