Peringati Hari Gizi Nasional 2022, Kemenkes Imbau Ibu Perhatikan Masalah Stunting & Obesitas Anak
Peringati Hari Gizi Nasional, Kemenkes imbau ibu di Indonesia perlu cegah stunting & obesitas pada anak, karena hambat pertumbuhan & kecerdasan anak.
Penulis: Yunita Rahmayanti
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
"Kalau mengalami berat badan yang stagnan tidak bertambah maka pertambahan panjang atau tinggi badan bayi akan mengalami gangguan."
"Jadi sebelum mengalami gangguan maka cegahlah gangguan tersebut,” kata Prof. Hardiansyah.
Ketika bayi lahir, ibu perlu memperhatikan berat badan bayi minimal di atas 2,5 kg dengan panjang badan di atas 47 cm.
Seorang ibu juga wajib memberikan ASI eksklusif yaitu diberikan sampai 6 bulan.
Jika tidak diberikan ASI eksklusif dan anak pernah diare berkali-kali, itu adalah pertanda akan terjadi gangguan stunting jika tidak segera diatasi.
Baca juga: Hari Gizi Nasional Diperingati Tanggal 25 Januari, Berikut Kumpulan Twibbon dan Sejarahnya
Makanan Pencegah Stunting
Ia menyebut ada pangan yang terbukti mencegah stunting saat ibu hamil yaitu susu, telur, ikan, pangan hewani, dan lauk-pauk.
Kemudian pangan yang terbukti mencegah stunting setelah bayi lahir adalah ASI eksklusif, susu pertumbuhan, telur, ikan, pangan hewani, lauk pauk, dan berbagai MP ASI diperkaya gizi.
“Berikan ASI dan MP ASI yang cukup dengan baik, ASI eksklusif sampai 6 bulan, lanjutkan pemberian ASI 6 sampai 23 bulan, berikan MP ASI yang cukup dan baik pada usia 6 sampai 23 bulan."
"Jaga kesehatan bayi dan anak melalui imunisasi, kebersihan, stimulasi, kebiasaan baik makan sayur, buah, lauk pauk, dan protein tinggi,” terangnya.
Pencegahan Obesitas
Untuk obesitas, ibu perlu memahami penyebab obesitas atau kegemukan.
Obesitas bukan hanya disebabkan karena kurang aktivitas fisik dan makanan, namun ada banyak penyebabnya.
Ia menyebut obesitas pada orang dewasa atau remaja obesitas bisa bisa karena stres yang menimbulkan inflamasi, inflamasi menimbulkan penumpukan lemak.
Selain itu, kurang tidur atau kelebihan tidur yang meningkatkan hormon ghrelin, sehingga seseorang jadi sering lapar.
“Mulailah dengan mengelola faktor penyebab utama seperti stres, terus jangan sampai stres, harus perbanyak aktivitas fisik dan mengatur waktu tidur, pantau berat badan dan lingkar pinggang,” katanya.
(Tribunnews.com/Yunita Rahmayanti)
Artikel lain terkait Gizi Anak