Varian Baru Virus HIV Ditemukan, Berpotensi Lebih Menular dan Lebih Menyebabkan Penyakit Parah
Varian baru virus HIV ditemukan oleh para ilmuwan dari Universitas Oxford, diduga lebih menular dan menyebabkan penyakit parah.
Penulis: Tiara Shelavie
Editor: Arif Tio Buqi Abdulah
Dr. Carl Fichtenbaum, profesor kedokteran klinis di Divisi Penyakit Menular di Fakultas Kedokteran Universitas Cincinnati, mengatakan kepada Healthline bahwa selama beberapa dekade, beberapa orang lebih cepat sakit daripada yang lain.
"Jumlah virus yang diukur dalam setetes darah adalah pengganti perkembangan penyakit. Semakin tinggi jumlahnya, semakin besar kemungkinan seseorang akan berkembang dan menjadi sakit," kata Fichtenbaum kepada Healthline.
"Kami berkali-kali menduga ini karena jenis HIV yang mereka dapatkan lebih agresif atau virulen," katanya.
"Praktik kami sama terlepas dari variannya — segera lakukan tes dan mulai perawatan."
Dia menekankan bahwa "tidak ada bukti" bahwa perawatan saat ini tidak akan berhasil.
Fichtenbaum menjelaskan bahwa mengurangi risiko infeksi dimulai dengan berhubungan intim dengan alat kontrasepsi atau metode penghalang lainnya.
"Ketahui status HIV Anda dan orang yang berhubungan intim dengan Anda dengan melakukan tes terlebih dahulu; menggunakan alat kontrasepsi; Jangan berbagi jarum atau pernak-pernik untuk penggunaan narkoba suntikan," katanya.
"Mereka yang berisiko lebih tinggi dapat menggunakan profilaksis PrEP atau Pra-pajanan."
Fichtenbaum mengatakan pengobatan yang disetujui FDA untuk orang yang hidup dengan HIV yaitu tablet kombinasi tenofovir/emtricitabine setiap hari dan suntikan cabotegravir setiap 2 bulan.
"Orang-orang yang memiliki HIV dapat meminum obat mereka dan 'tidak terdeteksi' pada viral load mereka, yang menghilangkan kemungkinan penularan HIV," katanya.
"Oleh karena itu slogan U=U; tidak terdeteksi sama dengan tidak dapat ditransmisikan."
Kesimpulan
Para peneliti telah menemukan varian baru HIV yang disebut VB.
Varian ini lebih menular daripada jenis HIV saat ini.
Para ahli mengatakan VB bukanlah alasan untuk khawatir, dan perawatan saat ini masih efektif melawan virus.
Mereka juga mengatakan bahwa cara terbaik untuk menghindari tertular atau menularkan virus yaitu memakai alat kontrasepsi saat berhubungan intim serta pengobatan PrEP.
(Tribunnews.com, Tiara Shelavie)