Waspada! Ibu Hamil Berisiko Idap Hipertensi
Hipertensi pada ibu hamil bisa mengancam keselamatan ibu dan bayi. Ibu bisa mengalami gangguan syaraf dan kejang. Selain itu ibu bisa alami stroke.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Kehamilan ternyata dapat memicu terjadinya hipertensi.
Hal ini diungkapkan Anggota Pokja Panduan Konsensus InaSH, dr Siska Suridanda Dany Sp JP FIHA.
"Hipertensi kehamilan, angka kejadian cukup umum yaitu sekitar 7-15 persen risiko. Kalau kejadian meningkatkan risiko ibu sangat tinggi,"ungkapnya dalam konferensi pers virtual yang diadakan InaSH, Jumat (18/2/2022).
Baca juga: Perempuan Lebih Rentan Terkena Hipertensi Dibandingkan Laki-Laki
Baca juga: Bikin Tekanan Darah Naik, Ini Makanan yang Perlu Dihindari Pemilik Hipertensi
Hipertensi pada ibu hamil bisa mengancam keselamatan ibu dan bayi. Ibu bisa mengalami gangguan syaraf dan kejang. Selain itu ibu bisa alami stroke dan gagal ginjal.
Tidak hanya itu, ibu terancam mengalami pembekuan darah, gagal ginjal dan kematian. Di sisi salin juga bisa.menganggu pertumbuhan bayi, prematur, kerusakan plasenta dan kematian.
Ada beberapa penyebab terjadinya hipertensi pada ibu hamil. Biasanya tercetus pada usia kehamilan di atas usia 20 minggu.
Hal ini tercetus pada fase kehamilan. Volume darah meningkat, kerja jantung berat sehingga mencetus tekanan darah tinggi.
Selain itu ibu yang hamil di usia sangat muda atau sangat tua. Terutama pada ibu yang berusia 40 tahun hamil. Selain itu ibu berisiko Sanga tinggi jika mempunyai diabetes, obesitas, kehamilan kembar dan riwayat penyakit autoimun.
Ia pun menekankan jika hipertensi kehamilan berisiko tinggi. Karena tidak hanya mengancam satu nyawa saja terancam, melainkan ibu dan anak.
Oleh karena itu untuk mencegah hal yang tidak diinginkan adalah melakukan pengukuran yang benar dan teknik tepat. Selain itu melakukan pengecekan darah berkali-kali.
"Pada pemeriksaan rutin, harus diperiksa tekanan darah. Lakukan olahraga rutin, mengonsumsi makan rendah garam serta menjaga berat badan sesua kehamilan," pungkasnya.
Selain itu sebagai informasi tambahan, hipertensi pada ibu hamil terbagi dua jenis. Pertama ibu sudah ada hipertensi kronik sebelumnya. Kedua, sebelumnya sang ibu tidak mengalami ada hipertensi. Namun itu terjadi setelah masa kehamilan.
"Biasanya tekanan darah akan turun setelah melahirkan. Sementara yang sebelumnya sudah mengalami hipertensi, tekanan darah akan tetap akan meningkat selama kehamilan," pungkasnya