Ini Dampak yang Dirasakan Tubuh Jika Kamu Sering Melewatkan Sarapan
Sarapan menjadi sumber energi atau penyedia bahan bakar bagi tubuh untuk beraktivitas di siang hari.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Choirul Arifin
Apabila lambung kosong terlalu lama akan meningkatkan asam lambung dan jika ini terus dibiarkan akan memicu mual dan muntah.
Bahaya Melewatkan Sarapan
Dosen Departemen Gizi Kesehatan FKKMK UGM ini mengatakan orang yang sering melewatkan sarapan lebih berisiko terkena penyakit jantung koroner.
Dari riset terdahulu disebutkan bahwa orang dalam rentang usia 45-82 tahun yang melewatkan sarapan berisiko lebih tinggi terkena jantung koroner.
“Riset ini sudah berlangsung selama 16 tahun sehingga menunjukkan jika risiko tersebut tidak main-main,” tuturnya.
Apabila seseorang memiliki jantung koroner, lanjutnya, lebih berisiko terhadap serangan jantung.
Selain itu, kebiasaan melewatkan sarapan akan memicu obesitas yang akan memicu munculnya penyakit-penyakit lainnya.
Tidak sarapan menjadikan maka tingkat lapar tinggi dan akan makan dengan kalap dalam porsi yang tidak terkontrol di siang atau malam harinya.
Orang juga akan jadi memiliki kecenderungan memilih makanan yang berjenis cepat konsumsi yang tinggi lemak yang akan memicu diabetes, darah tinggi, serta serangan jantung.
Risiko lain adalah terkena kanker. Melewatkan sarapan akan menyebabkan keseimbangan metabolisme dalam tubuh.
Adanya gangguan metabolik dalam tubuh ini dapat menyebabkan tubuh berlebih atau kekurangan zat penting untuk kebutuhan sel tubuh sehingga meningkatkan risiko terkena kanker.
![ilustrasi sarapan - Perlukah Sarapan meskipun Tidak Merasa Lapar di Pagi Hari? Ini Kata Ahli](https://cdn-2.tstatic.net/tribunnews/foto/bank/images/ilustrasi-sarapan-perlukah-sarapan-meskipun-tidak-merasa-lapar-di-pagi-hari.jpg)
Melewatkan sarapan bisa menurunkan fungsi otak. Penurunan fungsi kognitif yang biasanya terjadi salah satunya demensia.
“Sarapan harus dipertahankan sebagai sebuah kebiasaan dan juga diperbaiki karena dampaknya akan terasa dalam jangka panjang," ujarnya.
"Hal tersebut menjadian rentan terhadap masalah kesehatan yang berhubungan dengan penyakit tidak menular yang menjadi salah satu penyebab kematian tertinggi di dunia,” tegasnya.
Kirim Komentar
Isi komentar sepenuhnya adalah tanggung jawab pengguna dan diatur dalam UU ITE.