Kenali Faktor Risiko Gagal Ginjal Kronik dan Bagaimana Cara Mencegahnya
Penyakit ginjal yang umum dialami adalah batu ginjal, infeksi ginjal, radang ginjal, ginjal karena diabetes, ginjal karena hipertensi.
Penulis: Rina Ayu Panca Rini
Editor: Dewi Agustina
Kalau sudah ditemukan adanya faktor risiko, maka langkah selanjutnya harus menurunkan faktor risiko tersebut. Skrining juga dilakukan terhadap pasien-pasien yang sedang mengalami penyakit ginjal.
"Kemudian kalau sudah terjadi kerusakan kita harus melakukan pengobatan, baik melakukan pengobatan terhadap ginjalnya untuk menunda atau memperlambat progresivitas penyakit ginjalnya nya maupun mengobati komorbid yang ada," ucap dr Zulkhair.
Namun apabila sudah terjadi gagal ginjal maka harus dilakukan terapi pengganti ginjal atau transplantasi ginjal.
Sebagai langkah pencegahan diperlukan deteksi dini penyakit ginjal dengan mengenali penyebab-penyebab gagal ginjal. Penyebab penyakit ginjal yang paling sering terjadi adalah hipertensi, diabetes, dan radang ginjal.
Baca juga: Kenali dan Cegah Penyakit Ginjal dengan Deteksi Dini
Gejala Ginjal Kronis
Sementara untuk gejala penyakit ginjal kronis antara lain mual, gatal-gatal, sesak napas, anemia, dan hipertensi.
Sayangnya gejala ini baru muncul setelah tahap lanjut atau pada stadium lanjut. Pada stadium awal gejala sama sekali tidak terlihat atau tidak terasa.
Oleh karena itu solusinya adalah harus melakukan pemeriksaan secara berkala, secara rutin terutama bagi faktor risiko menderita penyakit ginjal antara lain usia di atas 50 tahun, penderita diabetes, penderita hipertensi, perokok, obesitas, dan ada riwayat keluarga yang menderita penyakit ginjal.
"Pemeriksaan ini sebaiknya dilakukan setiap 1 tahun," ucapnya.
Dari sisi fasilitas kesehatan, Koordinator Substansi Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Jantung dan Pembuluh Darah, Kemenkes dr Theresia Sandra Diah Ratih mengatakan Menteri Kesehatan RI Budi Gunadi Sadikin telah menunjuk Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo (RSCM) sebagai koordinator untuk pengembangan jejaring rumah sakit untuk pelayanan penyakit ginjal.
"Kita sudah mencoba membuat jejaring rumah sakit untuk pelayanan penyakit ginjal, dan beberapa rumah sakit diharapkan bisa mengampu rumah sakit-rumah sakit daerah untuk bisa memampukan dirinya lebih baik," kata dr Theresia.
Pemerintah telah menyediakan layanan untuk deteksi dini bagi masyarakat minimal setiap 1 tahun sekali baik itu di tingkat RT maupun RW.
Layanan tersebut dalam bentuk Posyandu untuk usia produktif dan lansia.
"Deteksi dini paling minimal satu tahun sekali. Seluruh masyarakat diharapkan bisa mengakses layanan itu, termasuk juga pengobatan dan konseling untuk faktor risiko penyakit ginjal," ucapnya.
Penyakit ginjal menjadi penyebab kematian ke-10 di Indonesia dengan jumlah kematian lebih dari 42 ribu pertahun.