Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

WHO akan Putuskan Pekan Depan, Tentang Status Monkeypox, Bakal Jadi Darurat Kesehatan Dunia?

WHO kan mengadakan komite daruratnya pada pekan depan untuk memutuskan 'apakah wabah cacar monyet menjadi darurat kesehatan masyarakat dunia.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Anita K Wardhani
zoom-in WHO akan Putuskan Pekan Depan, Tentang Status Monkeypox, Bakal Jadi Darurat Kesehatan Dunia?
CHARLES BOUESSEL / AFP
Staf medis yang mengenakan peralatan pelindung memasuki area karantina pusat LSM medis Internasional Doctors Without Borders (Medecins sans frontieres - MSF), di Zomea Kaka, di wilayah Lobaya, di Republik Afrika Tengah pada 18 Oktober 2018.WHO akan Putuskan Pekan Depan, Tentang Status Monkeypox, Bakal Jadi Darurat Kesehatan Dunia? 

"Namun penyakit ini tetap menular dan dapat ditularkan oleh orang yang terinfeksi sampai ruam yang dialaminya sembuh," jelas Lewis.

Perlu diketahui, 'darurat kesehatan masyarakat yang menjadi perhatian internasional' adalah peringatan bagi pemerintah untuk mempersiapkan kapasitas lonjakan perawatan kesehatan mereka dalam menanggapi virus atau penyakit yang menyebar.

Hal ini juga akan memicu terjadinya koordinasi internasional dalam penanggulangannya untuk memastikan penyakit itu terkendali di manapun, sehingga tidak terus meluas.

Baca juga: WHO Matangkan Pedoman soal Tata Cara Penanganan Pasien Cacar Monyet

Meskipun Monkeypox tidak menular seperti virus corona (Covid-19) dan tidak menimbulkan risiko penyakit parah yang tinggi, WHO berupaya untuk menghindari terulangnya distribusi vaksin dan perawatan yang tidak adil seperti yang terjadi pada kasus Covid-19.

Karena hal itu dapat membuat banyak negara miskin tidak memiliki akses selama berbulan-bulan terhadap vaksin tersebut.

Sementara itu, negara-negara kaya saat ini telah memesan vaksin Jynneos yang diproduksi oleh Bavarian Nordic.

Vaksin itu pun telah disetujui penggunaannya untuk cacar dan Monkeypox di AS dan Kanada.

Berita Rekomendasi

AS juga telah memesan setengah juta dosis untuk dikirim hingga akhir tahun ini, sedangkan Uni Eropa (UE) memesan lebih dari 100.000 dosis untuk beberapa bulan mendatang.

Lebih banyak dosis saat ini sedang dalam perjalanan, karena AS telah memerintahkan jutaan lainnya untuk diproduksi pada 2023 hingga 2025 menggunakan bahan-bahan yang telah dimiliki pemerintah negara itu.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas