Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Udara Buruk Picu Kematian Dini, Jadi Pemicu Stunting, Paru Kronis dan Jantung

Kota Jakarta dan Bodetabek disebut memiliki kualitas udara terburuk di dunia berdasarkan data Juni hingga awal Juli 2022.

Editor: Choirul Arifin
zoom-in Udara Buruk Picu Kematian Dini, Jadi Pemicu Stunting, Paru Kronis dan Jantung
Tribunnews/JEPRIMA
Pemandangan gedung bertingkat diselimuti polusi udara di Jakarta, Jumat (30/8/2019). Kota Jakarta dan wilayah sekitarnya di Bogor Depok Tangerang dan Bekasi (Bodetabek) disebut memiliki kualitas udara terburuk di dunia berdasarkan data Juni hingga awal Juli 2022. Tribunnews/Jeprima 

“Jadi mereka mereka yang dirawat di rumah sakit itu ternyata hampir 60 persen punya penyakit terkait penyakit yang diakibatkan polusi udara,” ujarnya.

Dokter Spesialis Paru sekaligus Konsultan Paru Kerja dan Lingkungan atau Occupational and Environmental Lung Health dokter Feni Fitriani Taufik, Sp.P(K) mengatakan, kualitas udara di Jakarta dan sekitarnya yang buruk menimbulkan dampak mengkhawatirkan pada kelompok rentan.

Kelompok rentan terdiri atas balita, lansia atau lanjut usia, maupun orang dengan penyakit kronis seperti jantung, dan ibu hamil.

Baca juga: Anak-anak di Kota Besar Rentan Terpapar Polusi Udara

"Karena, balita sistem pertahanan saluran nafasnya belum sempurna. Kemudian untuk lansia, karena mereka memiliki daya tahannya secara umum tidak optimal," kata Dokter Feni saat dihubungi Tribunnews.com, Selasa (21/6/2022).

Dokter Feni mengatakan, penyakit kronis masuk kelompok rentan disebabkan polusi udara erat kaitannya dengan gas-gas polutan yang masuk ke saluran napas, kemudian mengganggu pertukaran gas oksigen.

"Jadi kalau kelompok-kelompok yang sudah punya gangguan jantung, paru mereka butuh oksigen yang lebih optimal. Oksigennya lebih bagus daripada orang-orang yang sehat," kata Dokter Feni, anggota Perhimpunan Dokter Paru Indonesia (PDPI).

Dokter Feni menerangkan, dalam polusi udara terdiri dari gas dan partikel yang mudah masuk ke saluran nafas.

Berita Rekomendasi

Ada gas Karbondioksida, Sulfat oksida, Nitrogen dioksida, maupun senyawa organik volatil (VOC) bahan kimia organik yang memiliki tekanan uap tinggi pada suhu kamar.

Lalu ada juga partikel yang ukurannya sangat halus disebut dengan partikulat meter (PM) yang ukurannya 10 sampai dengan 2,5.

"Makin kecil makin mudah masuk ke saluran nafas. Itu yang bisa masuk sampai ke alveolus yang dikhawatirkan," katanya.

Dilihat dari situs IQAir, Sabtu (2/7/2022), pukul 17.52 WIB, Jakarta berada pada peringat satu Kota dengan kualitas udara terburuk di dunia.

Pemandangan gedung bertingkat diselimuti polusi udara di Jakarta, Jumat (30/8/2019). Mengacu pada data gabungan AQMS KLHK dan pemerintah DKI Jakarta, kualitas udara Jakarta berada pada konsentrasi 39,04 ?g/Nm3 atau pada kategori tidak sehat untuk kelompok sensitif. Tribunnews/Jeprima
Pemandangan gedung bertingkat diselimuti polusi udara di Jakarta, Jumat (30/8/2019). Mengacu pada data gabungan AQMS KLHK dan pemerintah DKI Jakarta, kualitas udara Jakarta berada pada konsentrasi 39,04 ?g/Nm3 atau pada kategori tidak sehat untuk kelompok sensitif. Tribunnews/Jeprima (Tribunnews/JEPRIMA)

Indeks kualitas udara Jakarta berada pada angka 165 alias tidak sehat. Sumber polusi atau polutan utamanya adalah PM2.5. Posisi kedua ditempati Kota Kuwait, dan ketiga Dubai.

Kemudian pada Minggu (3/7/2022), pukul 13.00 WIB, kota dengan kualitas terburuk nomor 1 di dunia adalah Santiago, Cile, diikuti Tehran, Iran, dan Jakarta, peringkat ketiga.

Lalu Mingu sore, pukul 17.45 WIB, posisi kondisi cuaca Jakarta, membaik, berada di posisi 17 terburuk. Angka indeks pencemaran adalah angka 78, kualitas sedang.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas