Ekspansi Amazon ke Layanan Medis Diyakini dapat Mendukung Kemajuan Sektor Kesehatan
Raksasa teknologi ini juga menyediakan Amazon Care yang menawarkan akses ke layanan perawatan darurat dan primer, termasuk tes Covid-19
Penulis: Nur Febriana Trinugraheni
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews, Nur Febriana Trinugraheni
TRIBUNNEWS.COM, WASHINGTON - Raksasa teknologi Amazon dilaporkan akan menambahkan layanan kesehatan ke dalam portofolionya.
Hal tersebut diungkapkan situs web berita keuangan dan bisnis Amerika Business Insider, setelah Amazon mengakuisisi penyedia layanan kesehatan One Medical senilai 3,9 miliar dolar AS pada bulan lalu.
Beberapa orang meragukan rencana Amazon untuk melangkah ke layanan kesehatan, namun beberapa lainnya mengatakan langkah tersebut dapat bernilai positif bagi industri kesehatan.
Baca juga: IDADX: Facebook dan Amazon Sasaran Serangan Phising Paling Favorit di Kuartal II 2022
Melansir dari Techcrunch, Amazon awalnya memasuki sektor kesehatan setelah mengakuisisi penyedia layanan apotek online PillPack pada tahun 2018. Setelah akuisisi, PillPack kemudian berganti nama menjadi Amazon Pharmacy.
Raksasa teknologi ini juga menyediakan Amazon Care yang menawarkan akses ke layanan perawatan darurat dan primer, termasuk tes Covid-19 dan flu, vaksinasi, serta pengobatan penyakit dan cedera. Layanan ini baru tersedia di beberapa negara bagian di Amerika Serikat.
Meskipun upaya tersebut membuahkan hasil, namun Amazon juga memiliki layanan perawatan kesehatan yang gagal seperti Haven dan Berkshire yang dibubarkan menyusul adanya beberapa masalah internal.
Terlepas dari pasang surutnya, Amazon mengungkapkan dalam siaran persnya yang merinci akuisisi One Medical, bahwa pihaknya berencana meningkatkan kualitas perawatan kesehatan agar lebih efisien. Perusahaan ini mengatakan, saat ini banyak orang membuang waktu mereka untuk menikmati layanan kesehatan.
"Kami pikir perawatan kesehatan termasuk dalam daftar pengalaman yang membutuhkan penemuan kembali. Memesan janji, menunggu berminggu-minggu atau bahkan berbulan-bulan untuk bertemu, mengambil cuti kerja, mengemudi ke klinik, mencari tempat parkir, menunggu di ruang tunggu lalu ruang ujian untuk (bertemu) beberapa menit dengan dokter, kemudian melakukan perjalanan lagi ke apotek, kami melihat banyak peluang untuk meningkatkan kualitas pengalaman dan mengembalikan waktu berharga kepada orang-orang di hari-hari mereka," ujar raksasa teknologi ini.
Sekarang Amazon telah memiliki sarana distribusi obatnya sendiri melalui Amazon Pharmacy. Akuisisi tersebut dapat mendorong permintaan obat-obatan, karena perusahaan ini memberikan akses ke penyedia obat-obatan di berbagai pasar.
Baca juga: Harga BBM di AS Makin Mahal, Joe Biden Jadi Sasaran Kritik Pendiri Amazon
Bagi Deena Shakir, mitra di perusahaan modal ventura Lux Capital, langkah Amazon telah menunjukkan kontribusi perusahaan teknologi terkemuka di sektor kesehatan.
“Kesepakatan ini menggarisbawahi nilai yang ditempatkan Big Tech pada perawatan kesehatan dan pentingnya omnichannel/hybrid serta layanan yang mendukung teknologi. Ini adalah perusahaan yang lebih baik daripada yang kita lihat di pasar publik saat ini dan menunjukkan bahwa ada peluang keluar yang berharga bagi perusahaan bahkan dalam penurunan atau pasar IPO yang dingin," ujar Shakir.
Sementara pendiri penyedia layanan perawatan kesehatan Forward Health, Adrian Aoun berharap Amazon dapat berbuat lebih banyak di sektor kesehatan.
"Anda benar-benar menganggap perusahaan teknologi paling mengesankan di dunia dan Anda hanya membidik rendah," katanya.
One Medical yang berbasis di San Francisco, Amerika Serikat, telah menyediakan perawatan kesehatan dan melayani hampir 400.000 orang, namun bagi Aoun itu belum cukup. Dia menjelaskan, Amazon perlu menyelaraskan diri dengan menjadi lebih proaktif di sektor kesehatan.