Pemerintah Akan Datangkan Ratusan Vial Obat untuk Gangguan Ginjal Akut dari Jepang Dan Amerika
Kementerian Kesehatan akan datangkan ratusan vial obat antidotum atau fomepizole i untuk gangguan ginjal akut dari Jepang dan Amerika.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA – Pemerintah dalam hal ini Kementerian Kesehatan akan datangkan ratusan vial obat antidotum atau fomepizole i untuk gangguan ginjal akut dari Jepang dan Amerika.
"Selanjutnya (pemerintah) akan mendatangkan ratusan vial obat antidotum dari Jepang dan Amerika, total ada 200 vial," ungkapnya pada konferensi pers virtual, Selasa (25/10/2022).
Baca juga: Fomepizole Dipesan Indonesia sebagai Obat Gagal Ginjal Akut, Perhatikan Efek Samping Penggunaannya
Sebelumnya, pemerintah telah mendatangkan obat antidotum dari Singapura sebanyak 26 vial dan dari Australia sejumlah 16 vial.
Lebih lanjut, Syahril mengatakan jika obat ini akan segera didistribusikan ke rumah sakit rujukan pemerintah di seluruh Indonesia.
Ia pun menyebutkan jika pemberian obat pada pasien tidak bayar atau gratis.
Baca juga: Kasus Gangguan Ginjal Akut Pada Anak Bertambah, Presiden Turun Langsung, Ini Instruksinya
"Dan obat ini gratis tidak berbayar bagi pasien," pungkasnya.
Update Kasus Gangguan Ginjal Akut, Kini Tercatat 255 Pasien Tersebar di 26 Provinsi
Kementerian Kesehatan umumkan terhitung Senin (24/10/2022), terdapat 255 kasus gangguan ginjal akut pada anak di Indonesia yang berasal dari 26 provinsi.
Angka kematian mencapai 143 kasus atau tingkat fatality rate sekitar 56 persen.
Baca juga: Kementerian Kesehatan: Obat Gagal Ginjal Akut Gratis untuk Pasien
Juru bicara Kementerian Kesehatan dr Syahril menyebutkan dari data tersebut, terdapat 10 kasus dan dua kematian bukan kasus baru.
"Ada penambahan 10 kasus dan kasus kematian 2 orang. Namun penambahan tersebut kasus yang lama terlambat di bulan September dan awal Oktober 2022,"ungkapnya pada konferensi pers virtual, Selasa (25/10/2022).
Lebih lanjut dr Syahril menyebutkan jika gangguan ginjal terjadi setiap tahunnya.
Namun jumlah kasus terhitung sangat kecil, yaitu 1-2 kasus setiap bulan.
Kasus gagal ginjal baru menjadi perhatian setelah terjadi lonjakan di akhir Agustus.
Yaitu terdapat laporan gangguan ginjal akut lebih dari 35 kasus.