Penanganan Dini Kanker, Biaya Berobat Pasien Makin Rendah, Tingkat Kesembuhan Juga Lebih Tinggi
Saat ini kematian kedua terbanyak di dunia dan diperkirakan sekitar 10 juta orang meninggal karena kanker setiap tahun.
Penulis: Eko Sutriyanto
Editor: Willem Jonata
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Eko Sutriyanto
TRIBUNNEWS.COM, TANGERANG - Dokter Spesialis Onkologi Radiasi, Prof. Dr. dr. Soehartati A. Gondhowiardjo, Sp. RAD(K), Ok.Rad mengingatkan, bagi orang yang memiliki risiko kanker, pendeteksian dini dan screening menjadi jalan untuk melakukan pencegahan.
Semakin cepat terditeksi secara dini di samping juga jaga pola hidup sehat maka kemungkinan disembuhkan bahkan dihilangkan akan semakin besar.
"Melalui Sadari, pengobatan rutin, disiplin dan dilakukan segara mungkin setelah diketahui screening meningkatkan kesembuhan, kalau telat akan susah diobati," kata Soehartati saat talkshow dalam Grand Launching Advanced Cancer Center Mandaya Royal Hospital Puri di Kota Tangerang, Sabtu (11/2/2023).
Baca juga: Cegah Kanker Payudara, Lakukan Deteksi Lebih Awal
Ia mencontohkan terkait benjolan di payudara yang diketahui saat stadium dini dapat meningkatkan peluang kesembuhan namun sayangnya kemudahan dalam mendeteksi adanya benjolan banyak diabaikan kaum perempuan di Indonesia.
Ia menyebut, semakin dini ditangani biaya yang dikeluarkan makin murah dengan tingkat keberhasilan kesembuhan makin besar.
"Sebaliknya kalau makin lama atau telat, biaya akan lebih mahal dengan hasil yang belum maksimal," katanya.
Soehartati juga menyebut pembiayaan pun semakin besar tersedot karena 70 persen pasien datang dengan stadium lanjut.
Dalam kesempatan yang sama, Prof DR dr Aru W Sudoyo SP.PD-KHOM, FINASIM, FACP mengatakan, kasus kanker 90 persen muncul karena faktor lingkungan dan gaya hidup.
"Kalau turunan hanya 8 ampe 9 persen saja," kata Prof Aru.
Sementara dr Toman L Toruan, SpPD, KHOM mengatakan, saat ini kematian kedua terbanyak di dunia dan diperkirakan sekitar 10 juta orang meninggal karena kanker setiap tahun.
"Dari jumlah itu, sebanyak 70 persen kematian kanker disumbang dari negara menengah ke bawah," tuturnya.
President Director Mandaya Royal Hospital Group, dr. Benedictus Widaja menyampaikan bahwa peluncuran Pusat Kanker dan Radioterapi Terpadu ini merupakan kontribusi Mandaya dalam mendukung upaya peningkatan kesadaran deteksi dini dan memangkas waktu tunggu bagi penderita kanker dalam mendapatkan perawatan kanker yang cepat dan tepat.
Pusat Kanker dan Radioterapi Terpadu ini memiliki 29 tim dokter onkologi, seperti subspesialis onkologi bedah, onkologi kandungan, onkologi paru, hematologi onkologi dewasa dan anak, nuklir onkologi dan dokter paliatif.
“Waktu jadi hal yang krusial bagi pasien kanker sehingga kami menciptakan ekosistem pelayanan kanker yang terintegrasi, artinya pasien tidak lagi perlu berpindah rumah sakit untuk pengobatan kanker, karena kami memiliki tim dokter kanker yang lengkap dan didukung teknologi medis canggih dan tahun 2023 ini adalah Radioterapi Elekta Versa HD, Brakiterapi Flexitron dan PET Scan yang digunakan di rumah sakit di luar negeri yaitu MD Anderson Cancer Center, USA," katanya.