Stunting Tak Hanya Persoalan Kekurangan Gizi, Menteri PPPA: Mencakup Permasalahan Sosial dan Budaya
Nyatanya, munculnya masalah stunting tidak hanya dari sisi kesehatan saja, tapi berkaitan dengan sosial dan budaya.
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Muhammad Zulfikar
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Stunting masih jadi permasalahan isu nasional yang mengancam pemenuhan hak dasar bagi anak-anak.
Nyatanya, munculnya masalah stunting tidak hanya dari sisi kesehatan saja, tapi berkaitan dengan sosial dan budaya.
Seperti perkawinan anak, peran dalam pengasuhan anak yang setara, kekerasan yang dialami Ibu, hingga berdayanya perempuan secara ekonomi.
Baca juga: Ciri-ciri Stunting pada Balita, Beserta Penyebab dan Cara Mencegahnya
Hal ini diungkapkan oleh Menteri Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak (PPPA), Bintang Puspayoga.
“Padahal dibalik kekurangan gizi tersebut ada masalah yang lebih kompleks, mencakup permasalahan sosial dan juga budaya,” tutur Menteri PPPA, dalam HUT ke-35 Wanita Hindu Dharma Indonesia (WHDI) di Denpasar Bali, Selasa (28/2/2023).
Lebih lanjut Bintang mengatakan bahwa stunting juga memiliki keterkaitan dengan berdayanya perempuan secara ekonomi.
Perempuan yang berdaya secara ekonomi akan turut serta meningkatkan kesejahteraan keluarganya.
Memberikan nutrisi dan pendidikan yang layak bagi anak-anaknya.
Baca juga: Bagaimana Mengetahui Anak Stunting? Berikut Cara Pencegahan Stunting
Kesejahteraan keluarga juga meminimalisir terjadinya kekerasan, praktik-praktik eksploitasi anak, dan perkawinan anak yang lekat dengan masalah kemiskinan.
“Dalam jangka panjang, berdayanya seorang perempuan juga akan mewujudkan generasi bebas stunting, cerdas, dan tangguh,” tutur Bintang.
Penyebab Stunting
Dikutip dari yankes.kemkes.go.id, ada beberapa faktor yang mendasari terjadinya stunting, antara lain:
1. Asupan kalori yang tidak kuat.