Nikmati berita interaktif dan LIVE report 24 jam hanya di TribunX
Tribun Kesehatan

Penderita TBC di Indonesia Didominasi Kelompok Usia Produktif

Di Indonesia diperkirakan terdapat 969 ribu orang dengan TBC dan sekitar 75 persen di antaranya telah dilaporkan ke Kementerian Kesehatan pada 2022.

Penulis: Fitri Wulandari
Editor: Arif Fajar Nasucha
zoom-in Penderita TBC di Indonesia Didominasi Kelompok Usia Produktif
Ist
Arifin Panigoro (AP) Dialog ke-6 bertajuk 'Satukan Langkah, Stop TBC di Tempat Kerja' di Jakarta, Selasa (25/7/2023). (Ist) 

Para pekerja dan perusahaan tidak perlu khawatir terkait pembiayaan pengobatan TBC, karena pemerintah telah menyediakan secara gratis di Puskesmas maupun Rumah Sakit pemerintah.

Sehingga jika ada pekerja yang positif TBC, disarankan untuk melakukan pengobatan di fasilitas layanan kesehatan (fasyankes) terdekat milik pemerintah.

Menteri Ketenagakerjaan, Ida Fauziyah mengakui bahwa masih ada tindakan diskriminasi yang diberikan terhadap pekerja yang menderita TBC.

Hal ini karena stigma buruk terkait penderita, sehingga membuat banyak di antara mereka yang dijauhi.

"Sebagai upaya mengeliminasi TBC di tempat kerja, masih banyak pekerjaan yang harus dilakukan oleh segenap pihak terkait terutama dalam mengatasi stigma dan diskriminasi. Stigma terkait penyakit ini membuat perusahaan merasa malu dan menghambat akses perawatan dan pencegahan TBC," jelas Ida.

Ia pun mendorong semua pihak untuk terlibat aktif dalam perawatan dan pencegahan TBC pada usia produktif.

"Oleh sebab itu, yang harus dilakukan sekarang adalah sinergi dari semua stakeholder untuk mengatasi TBC," kata Ida.

Berita Rekomendasi

Pada saat yang sama, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin lun mengibaratkan TBC seperti virus corona (Covid-19), namun angka kematiannya menyebabkan melebihi capaian Covid-19, bahkan penularan TBC pun masih terus terjadi.

Menurutnya, perlu ada tindakan kolaboratif antara semua pihak, termasuk swasta.

"Saat ini 245.000 orang dengan TBC belum ditemukan, artinya penularan terus terjadi. TBC tidak bisa ditangani sendirian oleh Kemenkes, penanganannya membutuhkan gerakan kolaboratif yang inklusif, termasuk oleh sektor swasta dan di tempat kerja," jelas Budi Gunadi.

Selain pemangku kepentingan dalam acara diskusi ini hadir pula sejumlah organisasi seperti Perkumpulan Pemberantasan Tuberkulosis Indonesia (PPTI), Stop TB Partnership Indonesia (STPI), Medco, Rumah Kenangsaan dan Perkumpulan Alumni Harvard University di Indonesia (Harvard Club Indonesia),

Dewan Pembina STPI sekaligus Badan Pengawas PPTI, Yani Panigoro pun menyampaikan pentingnya penanggulangan TBC di tempat kerja demi mencapai eliminasi TBC 2030.

Sementara itu Wakil Ketua Komisi IX DPR RI, Emanuel Melkiades Laka Lena mendukung penuh upaya untuk mensinergikan langkah dalam penanganan TBC secara tuntas.

"Belajar dari penanganan Covid-19, kita harus kerahkan energi kita bersama untuk serius meningkatkan upaya eliminasi TBC di tanah air," kata Emanuel.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda
Baca WhatsApp Tribunnews
Tribunnews
Ikuti kami di
© 2024 TRIBUNnews.com,a subsidiary of KG Media. All Right Reserved
Atas