Total Sudah Ada Tujuh Kasus Baru Monkeypox, Ini yang Harus Dilakukan Saat Kontak Erat
Ada tujuh kasus Monkeypox di Indonesia. Lantas apa yang perlu dilakukan ketika terlanjur lakukan kontak fisik dan kontak erat seksual?
Penulis: Aisyah Nursyamsi
Editor: Anita K Wardhani
Laporan Wartawan Tribunnews.com, Aisyah Nursyamsi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA- Dinas Kesehatan (Dinkes) DKI Jakarta kembali temukan kasus baru cacar monyet atau monkeypox.
Per Sabtu (21/10) pukul 17.00 WIB, terdapat empat kasus baru di Jakarta.
Baca juga: Empat Kasus Monkeypox Ditemukan di Jakarta, Berikut Kondisinya
Sehingga total ada tujuh kasus Monkeypox di Indonesia.
Sebelumnya kasus pertama 1 kasus Agustus 2022 dan saat ini telah dinyatakan sembuh.
Lalu ada satu kasus 13 Oktober 2023 dan satu kasus lagi pada 19 Oktober 2023 dan sedang diisolasi di rumah sakit.
Baca juga: Kemenkes Ungkapkan Kondisi Pasien Positif Monkeypox Saat Ini
Lantas apa yang perlu dilakukan ketika terlanjur lakukan kontak fisik dan kontak erat secara seksual dengan pasien Monkeypox?
Kepala Seksi Surveilans dan Imunisasi Dinas Kesehatan DKI Jakarta sekaligus Praktisi Kesehatan Masyarakat, Ngabila Salama pun anjurkan hal ini.
"Begini tatalaksana untuk kontak erat fisik dan kontak erat seksual pasien Monkeypox," imbau Ngabila pada keterangannya, Minggu (22/10/2023).
Baca juga: Kaleidoskop 2022: Kilas Balik Munculnya Cacar Monyet atau Virus Monkeypox di Eropa & Kontroversinya
Pertama, tidak perlu melakukan isolasi mandiri di rumah jika tidak bergejala.
Kedua, petugas puskesmas atau kesehatan akan memantau kondisi kesehatan setiap hari sampai dengan 21 hari sesudah kontak terakhir.
Tentu sesuai masa inkubasi rata-rata dari kontak sampai muncul gejala 3-21 hari dengan tersering 6-10 hari.
Ketiga, jika tidak bergejala pada kontak erat fisik tidak perlu dilakukan pemeriksaan swab.
Akan tetapi pada kontak erat seksual akan dilakukan pemeriksaan swab pada tenggorokan dan area genital / anus.
Keempat, jika kontak erat bergejala maka akan langsung dilakukan isolasi mandiri dan pemeriksaan laboratorium.
Pemeriksaan laboratorium dalam bentuk swab tenggorokan, swab genital / anus, dan swab lesi kulit jika muncul lesi pada kulit.
Baik lenting isi air / nanah, jerawat, bercak kemerahan, atau luka dan koreng lainnya
--